Jakarta (optika.id) - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, terkait isu kebudayaan dalam debat capres kelima yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Ganjar menekankan pentingnya pemerintah untuk memberikan fasilitas dan perlindungan kepada para seniman dan budayawan, serta menghargai kebebasan berekspresi mereka.
Ganjar mengatakan bahwa ia bersama cawapres Mahfud MD memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang sehat, sejahtera, dan berdaulat. Salah satu misinya adalah membangun Indonesia yang beradab, yang memiliki kepribadian dalam kebudayaan yang masuk di dalam jiwa insan Indonesia.
Baca Juga: Kemenangan Prabowo = Kebangkitan Orde Baru?
Kalau benturannya antara budaya dan birokrasi, sikap birokrat. Birokrat itu cukup fasilitasi saja dan para pelaku seni, budayawan dia lah yang mengerjakan, maka budaya akan tumbuh dan pemerintah akan bisa melihat bagaimana proses kreatif itu berjalan, kata Ganjar.
Ganjar juga menyinggung kasus yang dialami oleh seniman Butet Kertaredjasa, yang diduga mendapat intimidasi dari pihak kepolisian saat menggelar pentas teater di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada awal Desember 202312. Ganjar menyayangkan adanya sejumlah intervensi terhadap para pelaku seni, yang mengancam kebebasan berekspresi mereka.
Baca Juga: Kekuatan Orde Baru Sudah di Pusat Pemerintahan Republik Indonesia
Kalau lah mereka kemudian berekspresi, pemerintah nggak perlu takut. Masa takut sama pentasnya Butet, kamu boleh lho pentas, tapi nggak usah ngomong politik, enggak, tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ganjar menegaskan bahwa pemerintah harus menerima kritik dari mana pun, termasuk dari para seniman dan budayawan, yang merupakan bagian dari rakyat Indonesia. Ia mengatakan bahwa kritik tersebut jelas menjadi perhatian, soal bagaimana menjalankan negara yang adil dan makmur untuk rakyatnya.
Baca Juga: Yusril Buktikan Sengketa Pilpres AMIN Hanya Asumsi, Bukan Bukti
Pemerintah mesti dikritik. Pemerintah mesti waras, pemerintah mesti dalam track dan biarkan mereka mengekspresikan dengan seninya dengan karakternya, dengan budayanya," imbuhnya.
Editor : Pahlevi