Keran Impor Beras Segera Dibuka, Minus karena Bansos?

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Senin, 12 Feb 2024 18:29 WIB

Keran Impor Beras Segera Dibuka, Minus karena Bansos?

Surabaya (optika.id) - Stok beras pada periode Januari dan Februari 2024 minus 2,8 juta ton. Hal tersebut diungkap oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang akan mengimpor beras lagi untuk upaya menjaga keseimbangan pangan di semua rantai pasok dari hulu ke hilir.

“Meskipun produksi dan konsumsi beras di Januari dan Februari 2024 minus 2,8 juta ton sebagai dampak dari penurunan produksi akibat El Nino, namun kita memerlukan beras yang cukup agar neracanya dapat terjaga secara positif," ujar Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya, dikutip Senin (12/2/2024).

Baca Juga: Anggota DPR Ini Soroti Bansos untuk Penjudi, Kenapa ya?

Oleh karena itu, imbuh Arief, pemeirntah menyeimbangkan kekurangan tersebut dengan kebijakan importasi.

Kebijakan menambah impor beras menurut Arief merupakan pilihan terakhir agar menjaga ketersediaan beras di pasaran. Dia pun mengklaim bahwa langkah ini sangat pahit untuk dilakukan.

“Walaupun sangat pahit, importasi saat ini harus dijalankan. Mungkin kebijakan ini tidak populer saya sampaikan, tetapi harus dikerjakan untuk pemenuhan kebutuhan saat ini,” ucapnya.

Kendati demikian, dirinya menegaskan bahwa impor beras yang dilakukan sangat terukur sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak mengganggu harga di tingkat petani. Adapun salah satu indikasinya bisa dilihat dari NTP saat ini yang tertinggi senilai 116,16.

Baca Juga: Pilkada Serentak Mendatang, Bansos Jadi Perkara Utama untuk Diawasi

 “Ini yang membuat petani kita semangat untuk menanam,” ujar dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Oktber 2022, NTP tercatat mulai bangkit melampaui angka 100. Saat ini, NTP ditetapkan menjadi 100,41 dan semakin bertumbuh selama 2023 ini.

Adapun indeks rerata NTP setahun penuh selama periode 2023 ada di 107,63 dengan capaian indeks tertinggi pada Oktober 2023 lalu yakni 114,55. Saat ini, pada Januari 2024, NTP berada di 116,16.

Baca Juga: Jawaban Risma Usai Ditanya Minim Peran Saat Membagi Bansos

Arief mengungkapkan, sebelumnya pada Januari 2024, 500 ribu ton beras impor akan masuk secara bertahap ke Indonesia. Dia sempat meminta maaf lantaran harus mengambil langkah yang dikatakannya susah tersebut dengan alasan nantinya akan dimanfaatkan untuk mengintervensi pemerintah terhadap bantuan pangan.

Upaya impor beras, klaim Arief, merupakan langkah yang terukur, mengingat ada program yang akan menggunakan beras impor. Khususnya digunakan untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

“Kami mohon maaf harus mengambil keputusan pahit dengan harus mengimpor. Tapi ini importasi yang terukur, jadi importasi ini hanya masuk ke gudang Bulog dan ini akan dipakai untuk intervensi pemerintah, seperti bantuan pangan, kemudian SPHP,” ucap Arief dari keterangannya, dikutip Kamis (25/1/2024) lalu.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU