Kontroversi dan Dampak Negatif Glutathione dalam Suntik Pemutih

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Selasa, 20 Feb 2024 13:59 WIB

Kontroversi dan Dampak Negatif Glutathione dalam Suntik Pemutih

Surabaya (optika.id) - Penyanyi dangdut Sri Cita Rahayu yang akrab dikenal sebagai Cita Citata diketahui telah terkena autoimun atau kondisi sistem kekebalan tubuh yang secara keliru justru menyerang tubuh. Anomaly kesehatan tersebut diakui olehnya lantaran dahulu sering melakukan suntik vitamin C dan suntik putih. Suntik putih, kata dia, dilakukan untuk menunjang penampilannya di layar televise agar terlihat putih dan glowing.

Dilansir dari Vinmec Healthcare System, Selasa (20/2/2024), suntikan pemutih kulit ini pada dasarnya dilakukan dengan cara memasukkan zat-zat yang memiliki kemampuan untuk menghambat sel pigmen melanosit ke dalam tubuh sehingga kulit menjadi lebih cerah. Sebenarnya metode kecantikan ini dilakukan oleh banyak orang lantaran zat pemutih yang masuk ke dalam tubuh lebih cepat dan lebih banyak sehingga memiliki efek yang nyata.

Baca Juga: Tren Kecantikan Makin Banyak Bisa Timbulkan Beauty Anxiety

Orang-orang di negara Asia, meski tak seluruhnya, menurut Healthwire ingin mencerahkan warna kulit mereka. Mereka tergila-gila mendapatkan warna kulit yang lebih cerah namun tidak memikirkan efek yang akan terjadi selanjutnya. Apalagi dengan suntik putih. Dalam laman Hermina Hospitals, suntik putih mengandung zat seperti Vitamin E, Vitamin C, Glutathione,dan asam traneksamat (transamin).

Glutathione, dalam situs City Skin Clinic, pertama kali ditemukan oleh seorang ahli biologi, J.de Rey-Pailhade pada tahun 1888. Saat itu, dirinya sedang mempelajari suatu zat yang berasal dari ragi. Kemudian pada tahun 1921, struktur kimianya baru diidentifikasi oleh ilmuwan Frederick Gowland Hopkins.

Pada dasarnya, glutathione merupakan antioksidan alami. City Skin Clinic menyebut bahwa di dalam tubuh manusia, glutathione berperan penting untuk mengurangi stress oksidatif. Glutathione pun diproduksi secara alami oleh hati dan bisaa ditemukan pada sayuran, buah-buahan, dan daging.

Penemuan manfaat glutathione untuk kulit muncul ketika para ilmuwan mulai mengeksplorasi dampat stres oksidatif dan produksi melanin terhadap kesehatan kulit. Mereka menemukan, glutathione memainkan peran penting dalam melindungi sel-sel kulit dari kerusakan oksidatif dan penuaan dini yang disebabkan faktor lingkungan, seperti sinar ultraviolet dan polusi, tulis City Skin Clinic, dikutip Optika.id, Selasa (20/2/2024).

Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan juga menunjukkan bahwa efek penghambatan pada tirosinase, enzim yang terlibat dalam produksi melanin, menyoroti potensinya dalam mengatasi hiperpigmentasi dan warna kulit yang tidak merata.

Temuan ini, tulis City Skin Clinic, membuka jalan baru dalam perawatan kulit yang mengarah pada integrase glutathione ke dalam berbagai produk perawatan kulit antiaging (anti penuaan) dan pencerah.

Adapun cara ampuh yang paling cepat untuk menyalurkan glutathione ke dalam tubuh adalah dengan metode injeksi atau suntik. Kendati demikian, glutathione ini tidak bisa dilepaskan dari kontroversi dan dampak negatifnya.

Kontroversi dan Dampak Negatif

Mengutip Healthwire, jika seseorang menerima dosis lebih dari lima gram glutathione, maka akan ada efek samping suntikan pemutih yang bakal muncul antara lain infeksi mata, rambut putih atau rontoh, nyeri payudara, meningkatkan risiko alergi kulit, mual, masalah pencernaan, memperparah gejala asma, menyebabkan sedikit kenaikan berat badan dan mati rasa.

Baca Juga: Apa yang Dicari Dibalik Tren Kecantikan Ala Korea?

Meskipun jarang terjadi, namun efek samping lainnya bisa berupa sindrom Steven Johnson dan sepsis atau keracunan darah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tingkat keparahan efek samping ini menurut Healthwire bisa berkisar dari ringan hingga berat. Tergantung pada dosis yang digunakan.

Jika pasien menerima dosis yang jauh lebih besar dari yang diperlukan, mereka berisiko mengalami efek samping yang sangat buruk, seperti gagal ginjal atau keracunan darah, tulis Healthwire, Selasa (20/2/2024).

Hal ini mengakibatkan penggunaan glutathione terutama dalam bentuk suntikan, telah diawasi dan diatur secara ketat di beberapa negara. Pasalnya, dikhawatirkan jika implikasinya bakal meluas lantaran pemanfaatannya untuk memutihkan kulit ini.

Misalnya, seperti yang diungkapkan oleh para peneliti dari Amerika Serikat dalam International Journal of Womens Dermatology bahwa otoritas di Amerika Serikat dan Filipina secara terbuka melarang suntikan glutathione serta mengeluarkan berbagai peringatan keras terhadap penggunaannya.

Dikutip dari New Straits Time, Selasa (20/2/2024) pada tahun 2016, otoritas kesehatan Malaysia bahkan sempat memberi peringatan tegas terhadap penggunaan suntik pemutih yang mengandung glutathione ini.

Baca Juga: Ini Bahaya Menggunakan Makeup dalam Jangka Waktu Lama

Dokter kulit Rumah Sakit Kuala Lumpur, Azura Mohd Affandi dalam keterangannya kepada New Straits Times mengingatkan kepada masyarakat agar tidak menggunakan glutathione lantaran praktik penyuntikannya yang tidak tepat dan tidak aman justru bisa menyebabkan penyakit menular.

Mereka yang memberikan suntikan ini bisa jadi adalah ahli kecantikan yang tidak terlatih dalam praktik medis. Yang lebih parah lagi, peralatan yang digunakan bahkan tidak disterilkan dengan benar dan dapat menyebabkan infeksi bakteri, hepatitis, dan HIV, ujar Azura.

Kekhawatiran besar lainnya dalam pemberian glutathione secara sembarangan ke dalam tubuh melalui suntikan, sambungnya, yakni terjaidnya emboli udara atau gelembung udara yang masuk ke pembuluh darah atau arteri. Hal ini nantinya bisa menyebabkan sesak napas, bahkan yang lebih fatal lagi, kematian.

Suntikan glutathione yang berkepanjangan ke dalam tubuh, kata dia (Azura Mohd Affandi), juga dapat menyebabkan hati berhenti memproduksi zat tersebut secara alami, tulis New Straits Times.

 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU