Surabaya (optika.id) - Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira memprediksi bahwa pekerjaan rumah (PR) Prabowo-Gibran nanti jika sudah resmi dinyatakan menjadi pemenangan Pilpres 2024 ini akan cukup berat, terutama dalam bidang ekonomi.
Sebab, menurutnya masyarakat saat ini dihadapkan pada harga bahan pangan yang naik dan kelangkaan stok beras menjelang Ramadan. Sehingga, hal tersebut perlu menjadi fokus perhatian.
Baca Juga: Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dikabarkan Dapat Jatah Menteri Kabinet Prabowo-Gibran
Jadi meskipun quick count sudah menunjukkan Prabowo menang, tapi ini hari-hari yang cukup berat, ujar Bhima, dalam keterangannya kepada Optika.id, Selasa (20/2/2024).
Selain masalah dalam bidang pangan, persoalan lainnya yang membutuhkan atensi khusus adalah masalah pertanian mulai dari ketahanan pangan dan ketersediaan pupuk menjadi salah satu hal untuk diselesaikan. Bhima menyebut bahwa menyelesaikan masalah tersebut sangat penting untuk mendapatkan kredibilitas ataupun kepercayaan dari pemilih.
Adapun situasi yang bakal dihadapi oleh pemerintahan baru nanti merupakan situasi yang sangat menantang. Pasalnya, Bhima menilai jika saat ini situasi global tidak berpihak pada Indonesia. hal ini ditandai dengan harga komoditas anjlok, kondisi pemilu di Amerika Serikat yang bisa berpengaruh pada kebijakan moneter dan arus modal yang masuk ke RI, serta ekonomi mitra dagang terbesar dan diandalkan oleh RI, yakni China, sedang sekarat dan sakit-sakitan.
Baca Juga: Meneropong Pilkada Sidoarjo: Ujian Kepercayaan Publik
Jadi Prabowo menjabat sebagai presiden pun situasinya tidak mewah untuk melakukan berbagai kebijakan yang sifatnya populis seperti makan siang gratis dan susu gratis. Saya kira kalau diberlakukan secara nasional sangat berat, ucap Bhima.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tantangan lain yang harus dihadapi oleh Prabowo tak lain tak bukan adalah koalisi yang sangat gemuk. Sehingga, imbuh Bhima, sangat penting untuk mempertimbangkan dengan matang siapa-siapa yang akan menempati pos-pos ekonomi dan menteri strategis, khususnya di bidang ekonomi.
Baca Juga: Pengamat Sebut Elektoral Demokrasi Indonesia Sedang Bermasalah!
Siapa yang akan gantikan Sri Mulyani, menggantikan Luhut dan menggantikan menteri menteri profesional yang ada di lingkaran Jokowi saat ini menjadi teka-teki besar. Karena kalau terlalu banyak politisi masuk di bidang ekonomi saya pikir ini juga akan menurunkan kredibilitas, kata dia.
Editor : Pahlevi