Surabaya (optika.id) - Direktur Monitoring Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia, Jojo Rohi berharap jika partai-partai yang berada di koalisi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD bisa solid menjadi oposisi atau barisan yang berada di luar pemerintahan.
Hal tersebut menurutnya perlu dilakukan agar oposisi menjadi kuat. Pasalnya, komposisi jika mereka semua bergabung seimbang dengan partai pendukung pemerintah. Dengan demikian, partai politik yang menjadi oposisi bisa berperan menjadi penyeimbang jalannya pemerintahan.
Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?
"Pada akhirnya apabila kita harus menerima hasil Pemilu ini. Maka pelajaran yang paling penting, kita harus punya oposisi yang kuat," kata Jojo dalam keterangannya, dikutip Optika.id, Jumat (23/2/2024).
Jojo berharap partai seperti PDIP, PKS, PPP, PKB, dan Nasdem bisa berada di barisan oposisi. Sedangkan partai yang akan menjadi pendukung pemerintah antara lain PAN, Partai Gerindra, Partai Golkar, PSI dan Partai Demokrat.
"PDIP dan partai-partai yang berkoalisi di 01 dan 03. Harus menempatkan diri sebagai oposisi," imbuh dia.
Baca Juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim
Dalam negara demokrasi, jelas Jojo, perlu adanya oposisi yang kuat. Selain menjadi penyeimbang dan kontrol pemerintah, oposisi juga bisa diartikan sebagai penjaga dan pengawal demokrasi itu sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berkaca pada lima tahun ke belakang, dia mneilai jika kebijakan pemerintah makin beringas dan semena-mena lantaran tidak kuatnya partai oposisi itu sendiri. selama 10 tahun belakangan ini, hanya PKS yang konsisten berada di luar pemerintahan.
Maka dari itu, Jojo menegaskan sejatinya kekuasaan harus dibagi agar ada saling kontrol antara eksekutif, legislative dan yudikatif sehingga bisa sejalan dengan konsep konsistensi dari Trias Politika.
Baca Juga: 100 Guru Besar UGM Nyatakan Sikap, Ingin KPU Jaga Marwah Jelang Pilkada
"Kalau tidak ada oposisi yang kuat dampaknya seperti saat ini. Karena tidak ada yang mengkritisi pemerintah atau penguasa. Maka itu kita butuh oposisi yang kuat di parlemen untuk menguatkan kontrol terhadap pemerintah," tuturnya.
Editor : Pahlevi