Surabaya (optika.id) - Keberadaan foto diri Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono yang nangkring menjamur di Jakarta membuat banyak pihak resah sekaligus risih. Salah satunya Sekretaris I Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, M. Taufik Zoelkifli yang menyebut bahwa Jakarta sudah seperti Korea Utara.
Dia menjelaskan, banyaknya foto Heru Budi di fasilitas publik Jakarta serupa dengan apa yang terjadi di Korea Utara yang foto pimpinan negara tersebut tersebar di penjuru wilayah, serupa dengan foto Heru Budi yang tersebar di segala penjuru Jakarta.
Baca Juga: Kemacetan di Jakarta, Benarkah Warisan Belanda?
Estetikanya jadi kurang, kayak di Korea Utara, di mana-mana ada gambar pemimpin, kata Taufik dalam keterangannya di media, Kamis (22/2/2024).
Peredaran foto diri Heru Budi di billboard, di videotron strategis, dan salah satunya tertempel di halte Transjakarta menurut Taufik kampanye terselubung. Padahal, Pj Gubernur tersebut bukanlah peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Taufik menyebut bahwa peredaran foto Heru Budi tidak selaras dengan kebijakan awal PT Transjakarta yang melarang penumpang untuk mengenakan baju beatribusi parpol. Dirinya menilai bahwa penumpang bisa saja baru pulang dari acara parpol, bukannya sengaja mengenakan baju parpol ketika berada di transportasi umum. PT Transjakarta yang merupakan salah satu BUMD DKI Jakarta itu lantas mengubah peraturan yang ada.
Baca Juga: PKS Sentil Ganjar Soal Blusukan dan Telepon Heru Budi: Niatnya Baik Tapi Caranya Tak Tepat!
"Orang pakai baju itu, kalau dia dari acara partai, masa enggak boleh naik. Akhirnya diubah, kalau cuma memakai baju parpol, enggak apa-apa. Kemudian, lucunya malah ada 'kampanye', dalam tanda kutip, dari Pj Gubernur Jakarta, ada mukanya, lalu slogan pemilu damai. Kan, Pak Gubernur bukan caleg, untuk apa?" tutur Taufik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain foto diri Heru Budi yang terpampang, Taufik sempat menyoroti perihal warna kantong bantuan sosial (bansos) yang dibagikan oleh Heru Budi beberapa waktu yang lalu. Pasalnya, warna kantong biru langit tersebut tidak mencerminkan Jakarta dan malah identic dengan warna paslon capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Alhasil, tindakan tersebut menuai kontroversi di kalangan warganet. Warga Ibukota, sebut Taufik, juga tidak memiliki kedekatan khusus dengan Heru Budi. Pasalnya, mantan Walikota Jakarta itu menjadi Gubernur DKI tanpa demokrasi, tanpa pemilihan umum, dan ditunjuk oleh presiden saja.
Baca Juga: Heru Budi Kena Kritik PDIP Akibat Komunikasi Publik yang Terlalu Minus
Kelihatanya, rakyat juga tidak terlalu tinggi rasa sense of belonging-nya bahwa ini [Heru Budi] adalah gubernur kita karena ini Gubernur yang ditunjuk," ucap dia.
Editor : Pahlevi