Surabaya (optika.id) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya berkomitmen penuh dalam memberikan fasilitas, serta pendampingan kepada anak-anak dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolah melalui program Sinau dan Ngaji Bareng di Balai RW.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan bahwa program Sinau dan Ngaji Bareng di Balai RW untuk memotivasi siswa agar semangat belajar dan mengaji. Serta, merupakan salah satu upaya Pemkot Surabaya dalam mewujudkan Kota Layak Anak (KLA) dengan memberikan ruang aman bagi anak-anak agar lebih produktif dan kreatif.
Baca Juga: Cuaca Surabaya 28 November: Panas Terik, Hujan Ringan, dan Potensi Petir di Malam Hari
Selain itu, juga memberikan kesempatan bagi guru dan pelajar untuk peduli terhadap pendidikan di Surabaya dengan cara menjadi relawan (relawan) dalam program tersebut, kata Yusuf, Kamis (22/2/2024).
Yusuf menjelaskan, sejak diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada 2 September 2023, hingga saat ini sebanyak 220 Balai RW dari 31 kecamatan se-Surabaya telah digunakan sebagai lokasi Sinau dan Ngaji Bareng. Para tenaga pengajarnya adalah pemuka agama, serta pelajar dan guru.
Baca Juga: Banjir Parah di Greges Timur, Warga Desak Penanganan Cepat
Mahasiswa yang terlibat dalam penerapan program Sinau dan Ngaji Bareng sebanyak 2.240 orang. Para siswa tersebut berkolaborasi dengan 6.593 tutor dan guru, serta 503 guru TPQ.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
220 itu tersebar di 128 kelurahan dari 31 kecamatan di Surabaya. Pesertanya adalah anak-anak di lingkungan kelurahan tersebut, pelajar SD kelas V dan VI, serta pelajar SMP kelas VIII dan IX. Masyarakat bisa melakukan monitoring melalui website https://dispendik.surabaya.go.id/sinau-bareng/ untuk melihat jadwal dan loksi Balai RW, jelasnya.
Baca Juga: Logistik Pilkada Surabaya 2024 Siap, KPU Pastikan Semua Terpenuhi
Di sisi lain, ia mengaku bahwa berbagai wilayah di Kota Surabaya terus mengajukan penggunaan Balai RW dalam program Sinau dan Ngaji Bareng. Yusuf menyampaikan, masyarakat dapat menghubungi lurah setempat untuk mengajukan Balai RW sebagai lokasi penerapan Sinau dan Ngaji Bareng.
Apalagi di setiap Balai RW sudah ada layanan Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga), yaitu layanan konseling bagi keluarga, anak, dan perempuan. Jadi Balai RW diharapkan bisa menjadi tempat berkumpul dan bersosialisasi anak-anak, terutama dalam belajar dan mengaji, tutupnya.
Editor : Pahlevi