Jakarta (optika.id) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan atau PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi isu Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang dikabarkan bakal merapat ke Partai Golkar.
Ia mengaku tak mempermasalahkan bila memang Jokowi akan berpindah partai ke Golkar.
Baca Juga: PDI-P: Tak Ada Kader di Kabinet Prabowo, Tapi Dukung Kedaulatan dan Kebijakan Positif
Namun, menurutnya, rakyat Indonesia juga tahu kalau Presiden Jokowi itu dibesarkan oleh PDIP dari menjadi wali kota hingga presiden.
"Ya, kalau kita lihat seseorang itu kan jati diri seseorang kan, diukur dari konsistensinya terhadap pilihan parpol secara normatif. Memang seseorang bebas menentukan pilihannya secara merdeka, tetapi rakyat juga akan tahu mana yang kemudian membesarkan, mana yang kemudian memakai cara-cara pragmatis demi kekuasaan," kata Hasto kepada wartawan di Depok, Kamis (7/3/2024).
Hasto pun menyinggung sikap Jokowi yang menjauh dari PDIP. Salah satu penyebabnya lantaran partainya menolak perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
"Ya kami kan seseorang kalau cocok bisa masuk, kalau tidak cocok karena perpanjangan permintaan jabatan 3 periode, enggak dipenuhi (syarat kader), itu stelsel aktif. Dan itu konstitusi mengatur keanggotaan itu stelsel aktif," ujarnya.
Baca Juga: Jokowi Minta LDII Dukung Pemerintahan Baru Kabinet Prabowo-Gibran!
Meski begitu, dirinya enggan memusingkan ihwal manuver politik ke depannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Sekarang fokus PDIP, yang mengawal suara rakyat dan mencoba memperbaiki berbagai persoalan-persoalan yang muncul ketika demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, ini dikebiri demi kekuasaan," kata dia.
Presiden Joko Widodo sempat melempar kelakar saat ditanya kabar dirinya akan masuk partai Golkar.
Baca Juga: Sambut Paus Fransiskus, Presiden Jokowi Lakukan Upacara Kenegaraan!
Hal ini disampaikan usai hadiri Rapim TNI-Polri pada Rabu (28/2/2024).
Jokowi mengatakan bahwa dirinya setiap hari masuk Istana. Saya setiap hari masuk Istana, ujar Jokowi sambil tersenyum.
Editor : Pahlevi