Politikus PKS: May Day, Penguasa Jangan Cuma Berdiri Saja

author Danny

- Pewarta

Rabu, 01 Mei 2024 18:44 WIB

Politikus PKS: May Day, Penguasa Jangan Cuma Berdiri Saja

Jakarta (optika.id) - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani mengatakan pemerintah harus memberi ruang dan kesempatan luas kepada para pekerja untuk menyampaikan aspirasi pada momentum May Day atau Hari Buruh yang jatuh setiap 1 Mei.

Politikus PKS itu mendesak pemerintah agar mendengarkan masukan dan tuntutan para pekerja yang selalu disuarakan setiap tahunnya.

Baca Juga: Warga Jakarta Menyatakan Siap Tinggalkan PKS Usai Tak Jadi Dukung Anies

"Dengarkan tuntutan buruh dengan sepenuh hati. Pemerintah harus dapat bertindak sebagai pengayom dan pembina yang berempati dan berpihak pada pekerja dalam hubungan industrialis," kata Netty kepada wartawan, Rabu (1/5/2024).

"Jangan sampai pekerja merasa bahwa pemerintah hanya berdiri di sisi pengusaha dan abai terhadap para pekerja. Keadilan dan kesetaraan harus juga dirasakan oleh kaum pekerja," sambungnya.

Menurut dia, May Day merupakan momentum yang tepat bagi seluruh pekerja untuk menyampaikan aspirasinya.

Baca Juga: PKS Ungkap Alasan Pilih Suswono Jadi Cawagub RK di Pilgub Jakarta

Pemerintah harus memberi ruang dan kesempatan luas kepada kaum pekerja yang ingin memanfaatkan momen tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menyebut penetapan 1 Mei sebagai hari libur merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap kaum pekerja yang telah berkontribusi dalam pembangunan di berbagai sektor.

Oleh karena itu, kata Netty, para pekerja menjadikan May Day sebagai panggung demokrasi untuk menyampaikan tuntutan. Aparat terkait, imbuhnya, tinggal melakukan pengawalan agar kegiatan tersebut berjalan lancar dan aman.

Baca Juga: Survei SMRC: Pemilih PKB, NasDem dan PKS Pilih Anies Jika Bersanding dengan RK

Terlebih, lanjut Netty, saat ini kondisi mayoritas kaum pekerja masih memprihatinkan.

"Mayoritas pekerja di Indonesia masih jauh dari sejahtera. Upah yang diterima tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang makin besar. Belum lagi terkait jaminan keamanan dan keselamatan kerja yang belum ideal dengan risiko pekerjaan yang kadang taruhannya nyawa," kata Netty.

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU