Jakarta (optika.id) - Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan pernyataan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akan mencalonkan Sohibul Iman maju sebagai calon wakil gubernur di Pilkada 2024, tidaklah mengejutkan. Bahkan bila dilihat dari kaca mata komunikasi politik itu memang sebuah hal yang harus dikatakan partai tersebut.
Sebagai komunikasi politik hal itu ya harus dikatakan PKS. Tapi pada faktanya menurut saya tidak realistis. Ini dengan melihat beberapa kenyataan yang ada di kalangan warga Jakarta, kata Ray Rangkuti, Senin, (24/6/2024).
Baca Juga: Kata Pengamat Soal PKS Akan Ganti Dukungan ke Anies
Menurut Ray, mengapa meski wajar tapi pernyataan PKS tidak realistis karena beberapa hal. Pertama, figur Sohibul Iman meski menjabat sebagai Presiden PKS tidak populer. Dengan tidak populer maka dari mana dan seberapa besar dia akan bisa mendapatkan dukungan keterpilihan atau elektabilitas.
"Harap juga diketahui ketidakrealistisan karena untuk mendapat kepopuleran dan kemudian berbuah menjadi dukungan elektabilitas bagi Sohibul Iman sudah susah. Hal ini karena waktunya sudah mepet tinggal sekitar tiga hingga empat bulan saja. Semua itu tidak bisa didapatkan PKS dengan cara ngebut. Sekali lagi waktunya sudah sangat mepet," ujarnya.
Menyinggung mengenai penyebab rendahnya popularitas sosok Sohibul Iman di kalangan warga Jakarta itu terjadi karena sosok yang menjadi Presiden PKS ini aktivitasnya di publik masih banyak beredar di kalangan internal saja. Namanya kurang dikenal di kalangan warga atau kader non PKS. Bahkan Shohibul Iman masih dikenal sebatas sebagai orang kampus atau cendekiawan.Bahkan ketika menjadi penceramah atau khotib Jumat, meski berkemampuan hebat, Shohibul belum dikenal oleh publik.
"Hal itu beda dengan Ridwan Kamil misalnya. Dia populer dan pernah mendapat jabatan publik sebagai gubernur Jawa Barat. Aktivitasnya dikenal publik secara luas. Ini beda dengan Sohibul Iman yang masih menjadi tokoh partainya sendir,i. Jadi di sini bila maju pilkada dia akan kesulitan melawan sosok lain, seperti Anies Baswedan, Ahok, Ridwan Kamil itu, kata Ray Rangkuti.
Baca Juga: Analis: Pilkada Akan Jadi Macam Pilpres Jika Anies Melawan Ridwan Kamil
Hal kedua adalah, bila PKS maju sebagai partai pengusung calon gubernur di Pilkada Jakarta di akhir tahun 2024 ini, maka dia akan susah mendapat dukungan dari partai olitik lain di Jakarta. Ini karena PKS tidak bisa mencalonkan gubernur Jakarta sendirian. Kursi mereka di DPRD Jakarta belum cukup, hanya 18 kursi padahal membutuhkan 22 kursi agar bisa maju. Dan saya rasa belum tentu partai lain ada yang mau mendukungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Jadi karena tidak realistis, maka saya lihat pernyataan PKS akan memajukan calon gubernur di Pilkada Jakarta kali ini lebih merupakan komunikasi politik. Sebab, sebuah partai yang mempunyai kursi terbesar di DPRD Jakarta harus menyatakan seperti itu. Ini demi marwah partai tentu saja, tegas Ray Rangkuti.
Pada sisi lain memang harus diakui secara fakta pemilih PKS di Jakarta itu solid. Suara yang mereka dapatkan yang signifikan dengan mampu meraih suara terbesar di DPRD Jakarta itu memang pilihan warga pendukungnya.Pada sisi lain adalah fakta politik hari ini bila cagub Anies dan wagubnya PKS masih banyak yang mau dukung. Tinggal nanti kemampuan negosiasi antar partai saja yang akan menentukannya," katanya lagi.
Baca Juga: Ray Rangkuti Ungkap Ada Hubungan Kuat Bansos dan Elektoral
Lalu apakah PDI Perjuangan akan bergabung dengan Anies Baswedan untuk maju di Pilkada Jakara 2024? Ray mengatakan sampai saat ini sifatnya masih tentative. Partai Banteng sampai kini masih menunggu perkembangan terakhir jelang penetapan calon pada pekan ketiga Agustus nanti.
"Saya rasa PDI Perjuangan akan maju sendiri bila putra Presiden Jokowi, Kaesang Pengarep, tidak maju dalam Pilkada Jakarta ini. Tapi kalau Kaesang maju maka PDI Perjuangan akan bergabung dengan Anies Baswedan. Jadi PDI Perjuangan akan menunggu hingga saat-saat akhir pencalonan,. Maka semlihat semua fakta itu, yang realistis bagi PKS sekarang ini adalah maju dalam Pilkada Jakarta sebagai wakil gubernur," pungkasnya.
Editor : Pahlevi