Presiden Tak Mau Lagi Gunakan APBN untuk Food Estate, Lebih Baik Cari Investor!

author Dani

- Pewarta

Kamis, 27 Jun 2024 18:20 WIB

Presiden Tak Mau Lagi Gunakan APBN untuk Food Estate, Lebih Baik Cari Investor!

Palangkaraya (optika.id) - Presiden RI Joko Widodo mengaku tidak akan membiayai proyek lumbung pangan atau food estate dengan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) lagi. Menurutnya, proyek ini harus didanai dengan investasi dari investor.

"Yang kita dorong sekarang ini adalah investasi, bukan dari APBN," kata Jokowi saat kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Tengah, Kamis (27/6/2024).

Baca Juga: Jokowi Respon Akan Pelaporan KPK Tentang Bansos Presiden: Silahkan

Jokowi mengaku pemerintah masih mencari investor yang mau terlibat dalam proyek food estate. Dia mengatakan belum berencana kembali mengunjungi lokasi food estate.

"Belum (rencana kunjungan ke food estate). Masih mencari investor, investor," kata Jokowi dikutip dari Kompas.com.

Proyek food estate sendiri digulirkan pemerintahan Jokowi untuk ketahanan pangan Indonesia. Pemerintah menargetkan proyek ini berdiri di sejumlah lokasi, di antaranya di Papua, Maluku, Kalimanatan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.

Baca Juga: Surya Paloh Sebut Telah Bertemu Jokowi, Bahas Apa ya?

Jokowi menunjuk Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto untuk memimpin proyek food estate. Menurutnya, Prabowo cocok mengurus ketahanan pangan sebagai menteri pertahanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kontroversi proyek food estate sempat ramai kembali saat debat capres Pilpres 2024 lalu. Waktu itu, cawapres Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar kompak menilai proyek food estate merusak lingkungan dan justru merugikan petani.

Organisasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Tengah pun sempat menyatakan bahwa lahan food estate di provinsi tersebut sempat dibiarkan mangkrak. Direktur Walhi Kalimantan Tengah Bayu Herinata menyebut proyek food estate gagal menghasilkan tanaman layak panen antara 2020-2023.

Baca Juga: Jokowi Ingatkan Jangan Sampai Terjadi Turbulensi Politik, Kenapa?

“Kami verifikasi di lapangan, itu bisa dibilang nggak layak untuk dipanen. Kondisinya memang dia sudah tua, jagung-jagung yang ditanam di polybag itu udah tua dan umurnya memang siap panen," kata Bayu, Januari 2024 lalu.

“Tapi jagung yang dihasilkan itu tidak layak dipanen dan tidak layak konumsi juga. Diperkuat melalui statement mayarakat yang kami temui, kami wawancarai bahwa ini nggak bisa langsung dikonsumsi,” katanya menambahkan.

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU