Optika.id Beberapa negara termasuk Indonesia walk out ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memberikan pidatonya pada Sesi Debat Umum Sidang ke-79 Majelis Umum PBB.
Netanyahu dalam pidatonya pada Jumat (27/9/2024) menyatakan bahwa Israel mendambakan perdamaian.
Baca Juga: Kelaparan Mengancam Gaza: Toko Roti Tutup Akibat Kekurangan Pasokan
Retno Marsudi memprtanyakan kejujuran pernyataan Netanyahu tersebut. Hal ini karena saat Netanyahu memberikan pidato itu, Israel melakukan serangan udara besar-besaran ke Beirut Lebanon.
Retno menegaskan bahwa Netanyahu hanya menginginkan perang, dan masyarakat dunia mesti menghentikannya.
Retno mengajak negara-negara dunia untuk memberikan tekanan pada Israel agar kembali pada jalur politik, yakni Solusi Dua Negara.
Baca Juga: Hizbullah Deklarasikan 'Kemenangan Besar' atas Israel
Pernyataan Retno tersebut mendapatkan tepuk tangan dari para delegasi yang hadir dalam Majelis Umum. Dia mendesak negara-negara yang belum mengakui Palestina sebagai sebuah negara merdeka untuk segera melakukannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Itu karena menurur Retno, pengakuan terhadap Palestina adalah investasi bagi dunia yang lebih adil, damai, dan berperikemanusiaan.
Retno juga menegaskan bahwa Dewan Keamanan PBB adalah pihak yang paling mampu menghentikan kekejaman Israel kepada Palestina.
Baca Juga: Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Genosida Israel di Gaza, Ini Tanggapan Muhammadiyah
Mandat Dewan Keamanan adalah menciptakan perdamaian, tidak memperpanjang perang atau mendukung pelaku kekejaman. Maka dari itu, penting bagi Dewan Keamanan untuk bertindak sesuai dengan mandatnya demi menjaga perdamaian global, kata Retno.
Retno dalam pidatonya menegaskan perlunya solidaritas internasional dalam memperjuangkan hak-hak Palestina. Dia berharap tekanan internasional pada Israel bisa memaksa negara itu untuk berhenti merugikan rakyat Palestina, serta mempercepat solusi damai yang adil bagi kedua belah pihak.
Editor : Pahlevi