Optika.id, Surabaya - Divisi Inkubator dan Inovasi Teknologi yang bernaung di bawah Departemen Teknik Instrumentasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan inovasi alat teknologi untuk menganalisa dan menghitung kemiringan tanah, yang diberi nama Inclinometer
ketua tim Divisi Inkubator dan Inovasi Teknologi ITS, Murry Raditya, ST., MT.mengatakan, alat tersebut sangat membantu di industri yang bergerak di bidang konstruksi tanah. Sayangnya, kebanyakan perusahaan masih mengimpor alat dari luar negeri.
Baca Juga: Beasiswa Mahaghora Dibuka Sampai 26 Juli 2024
Bila terjadi kerusakan alat, perusahaan juga diwajibkan mengirimkan alat ke negara asal untuk diperbaiki dan memakan waktu lama.
"Pemakaian produk lokal juga dapat menghemat biaya pengeluaran industri," ujar Murry, dikutip dari laman ITS, Kamis (11/11/2021).
Dosen Departemen Teknik Instrumentasi ini menambahkan, inclinometer buatan ITS ini telah berbasis internet of things (IoT) sehingga dapat memantau hasil data pengukuran pada jarak jauh.
"Hasil pengukuran akan terbaca secara real time melalui server khusus yang telah disediakan dengan akurasi di atas 95 persen. Server khusus ini akan menjaga keamanan data agar tidak mudah dicuri," katanya.
Dalam penggunaannya, tanah perlu dibor terlebih dahulu hingga kedalaman tertentu lalu casing inclinometer berupa pipa ditancapkan hingga batas titik pengukuran.
Selanjutnya, probe sensor akan dimasukkan ke dalam pipa. Probe sensor nantinya akan terus bergerak naik ke permukaan mengikuti arah kemiringan tanah.
"Probe sensor akan mengirimkan data ke reciever yang selanjutnya terbaca di software untuk dianalisa kembali," jelasnya.
Dalam kurun waktu 10 bulan, Murry bersama Ir. Dwi Oktavianto Wahyu Nugroho, ST., MT., dan 13 mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi ITS lainnya berhasil membuat alat ini.
Baca Juga: Kembangkan Pembangkit Listrik, ITS Ingin Bantu Nelayan di Gili Ketapang
"Alat ini juga cocok diterapkan dalam sistem perencanaan longsor di Indonesia," tutur Murry.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Murry berharap bahwa inovasi ini dapat diaplikasikan pada bidang ilmu lain yang berkolerasi dengan pergeseran tanah. Ia juga berharap agar ke depannya alat ini bisa dikembangkan lebih luas di Indonesia.
Peresmian Inclinometer digelar langsung di halaman gedung perusahaan mitra PT Teknindo Geosistem Unggul, Rabu (10/11/2021).
Pengembangan piranti untuk digunakan oleh PT Teknindo Geosistem Unggul ini sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam optimalisasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam pengadaan barang dan jasa.
Dikutip dari siaran pers Kementerian Perindustrian (Kemenperin), industri harus menggunakan produk dalam negeri setidaknya 43,3 persen dari total kesuluruhan piranti dan ditargetkan akan naik menjadi 50 persen pada tahun 2024.
Baca Juga: Akar Masalah Struktural Hingga Kultural Perundungan Anak di Sekolah
Reporter: Jeni Maulidina
Editor: Amrizal
[removed][removed]
Editor : Pahlevi