Optika.id - Apakah kamu termasuk orang yang suka makan atau ngemil larut malam? Jam makan ternyata bisa juga memengaruhi kesehatan mental, loh. Ngemil larut malam dapat memicu kenaikan potensi depresi dan suasana hati yang berhubungan dengan kecemasan.
Dilansir dari indiatimes.com, Selasa (27/9/2022), dalam sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti dari Brigham and Womens Hospital. Peneliti mendaftarkan 19 peserta (12 pria, 7 wanita) untuk studi terkontrol secara acak. Peserta dimasukkan ke dalam protokol Desynchrony Paksa dalam cahaya redup selama empat sikulus 28 jam.
Baca juga: Ingin Makan Selain Nasi? Ini 4 Makanan Sumber Karbohidrat yang Bisa Kamu Coba!
Di hari keempat siklus perilaku mereka terbalik 12 jam, untuk mensimulasikan kerja malam dan menyebabkan ketidaksejajaran siklus jam alami tubuh atau sirkadian.
Peserta secara acak dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan waktu makan kelompok kontrol Makan Siang dan Malam Hari yang melibatkan makan berdasarkan siklus 28 jam (makan siang dan malam) serta Kelompok Intervensi Makan Siang Saja, yang makan berdasarkan siklus 24 jam, di mana mereka hanya mengkonsumsi makanan di siang hari.
Tim menilai tingkat depresi dan kecemasan para sukarelawan setiap jam. Para peneliti menemukan bahwa waktu makan sangat mempengaruhi tingkat suasana hati peserta.
Mereka yang berasal dari kelompok shift malam yang disimulasikan mengalami peningkatan tingkat tingkat suasana hati seperti depresi dan tingkat suasana hati seperti kecemasan, dibandingkan dengan tingkat dasar yang terlihat pada hari 1. Di sisi lain, tidak ada efek seperti itu yang terlihat pada mereka yang berada di siang hari. Pergeseran suasana hati lebih terlihat pada peserta dengan tingkat ketidaksejajaran sirkadian yang lebih besar.
Baca juga: Pemilu Sebabkan Banyak Orang Stres, Ini Cara Mengatasinya
Para peneliti menjelaskan, Pekerja shift serta individu yang mengalami gangguan sirkadian, termasuk jet lag dapat mengambil manfaat dari intervensi waktu makan kami. Temuan kami membuka pintu untuk strategi perilaku tidur/sirkadian baru yang mungkin juga bermanfaat bagi individu yang mengalami kesehatan mental.
Penelitian kami menambah semakin banyak bukti yang menemukan bahwa strategi yang mengoptimalkan tidur dan ritme sirkadian dapat membantu meningkatkan kesehatan mental, ujarnya.
Mereka menambahkan, Waktu makan muncul sebagai aspek penting dari nutrisi yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Tetapi peran kausal dari waktu asupan makanan pada kesehatan mental masih harus diuji. Studi di masa depan diperlukan untuk menentukan apakah perubahan waktu makan dapat membantu individu yang mengalami depresi dan gangguan kecemasan/kecemasan.
Baca juga: Alami Baby Blues, Kapan Sebaiknya Ibu Pergi ke Psikolog?
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi