Berlari dari Depresi: Olahraga Efektif Tingkatkan Kesehatan Mental

Reporter : Uswatun Hasanah

Surabaya (optika.id) - Salah satu masalah kesehatan mental yang banyak dialami orang adalah depresi. Dikutip dari World Health Organization (WHO), sekitar 289 juta orang atau 3,8% populasi di dunia ini mnegalami depresi. Adapun penyebab depresi ini beragam. Misalnya kehilangan, pelecehan, atau peristiwa-peristiwa lainnya yang membuat stress.

Depresi juga mengakibatkan lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh diri tiap tahunnya. Ironisnya, lebih dari 75% orang di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak menerima pengobatan yang cukup dan efektif untuk mengatasi gangguan mental ini.

Baca juga: Pemilu Sebabkan Banyak Orang Stres, Ini Cara Mengatasinya

Meskipun demikian, sebenarnya ad acara untuk mengatasi gejala depresi yang mudah dan murah. Juan Angel Bellon, seorang peneliti dari University of Malaga dalam risetnya yang dipublikasikan di British Medical Journal menemukan bahwa berlari pelan atau jogging, yoga dan olahraga berat bermanfaat untuk menangani depresi dibandingkan jenis olahraga lainnya.

Secara umum, olahraga berkelompok tidak lebih efektif dibandingkan olahraga individu, kecuali yoga. Efek olahraga lebih unggul dibandingkan antidepresan, meskipun ketika olahraga dikombinasikan dengan antidepresan efeknya lebih baik, tulis Bellon, dikutip Optika.id, Senin (19/2/2024).

Penelitian ini menilai dari 218 uji coba yang relevan serta melibatkan sebanyak 14.170 peserta yang membandingkan olahraga untuk mengatasi depresi dengan pengobatan yang sudah dilakukan. Seperti antidepresan dan terapi perilaku kognitif. Selain jogging dan yoga, aerobic campuran serta tai chi juga mampu mengatasi depresi ini.

Melansir dari Health Line, Senin (19/2/2024), Psikolog Klinis, Charlotte Russell mengungkapkan bahwa kemungkinan ada beberapa hal yang bisa menjelaskan pengaruh olahraga terhadap suasana hati. Salah satunya adalah dampak zat kimia saraf, termasuk dopamine, serotonin dan endorphin yang dilepaskan ketika berolahraga.

Serotonin, tulis Health Line, bisa membuat stabil suasana hati. Sedangkan dopamine berkontribusi pada perasaan bahagia. Kemudian endorphin bisa memberikan rasa senang yang alami. Olahraga, sebut Russell, juga bisa menciptakan keterlibatan sosial dalam rutinitas. Alhasil, semua faktor ini bisa memengaruhi kesehatan mental.

Rutin berolahraga bakal memutus siklus memburuknya suasana hati dan menurunnya aktivitas yang biasa kita lihat pada depresi. Ketika kita tidak aktif dan tak menggerakkan tubuh kita, hal ini dapat menyebabkan rasa lesu dan rendahnya motivasi, tutur Russell dalam Health Line.

Russell menambahkan, manfaat jogging ini bervariasi karena olahraga tersebut kerap dilakukan di luar ruangan atau outdoor. Hal ini, kata Russell, biasanya memberikan perasaan terhubung dengan alam dan bermanfaat secara psikologis.

Baca juga: Alami Baby Blues, Kapan Sebaiknya Ibu Pergi ke Psikolog?

Selain jogging, yoga juga bisa melatih untuk fokus pada pernapasan. Hal ini, kata Russell, bisa mengurangi perasaan cemas yang berlebihan dan menciptakan kesadaran akan keadaan diri sendiri. Olahraga yang mengandalkan kekuatan pun, imbuh Russell, bisa membantu seseorang merasa lebih kuat serta memungkinkan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari dengan lebih mudah.

Ini memiliki efek perlindungan pada perasaan dan suasana hati kita, ujarnya.

Lebih lanjut, beberapa peneliti asal Australia pada tahun lalu juga meriset hubungan antara olahraga dan gejala depresi pada orang dewasa. Dalam riset yang diterbitkan di British Journal of Sports Medicine, para peneliti mengungkapkan jika semua jenis olahraga efektif untuk meningkatkan kesehatan mental seseorang.

Riset yang melibatkan 128.000 peserta dengan 1.000 uji coba itu menemukan bahwa aktivitas fisik bisa mengobati depresi dan kecemasan ringan hingga sedang, serta lebih efektif dibandingkan dengan pengobatan konvensional seperti terapi.

Dan rata-rata, kami menemukan bahwa obat ini (aktivitas fisik) 1,5 kali lebih efektif dibandingkan obat-obatan. Ada banyak bukti kuat yang menunjukkan, orang yang aktif secara rutin (olahraga) dalam jangka waktu lama memiliki tingkat diagnosis kondisi kesehatan mental yang lebih rendah, ujar salah seorang peneliti dalam riset itu, Ben Singh dari University of South Australia, seperti dikutip dari ABC.

Baca juga: Stres Pasca Pemilu Bayangi Pendukung yang Jagoannya Kalah, Bahaya Bagi Mental?

Melansir ABC, olahraga juga memicu efek structural dan biologis pada otak. Terbukti, olahraga membantu mengurangi peradangan otak, mendorong pertumbuhan neuron, dan memicu pelepasan zat kimia yang meningkatkan suasana hati seperti serotonin.

Berjalan kaki, berenang, bersepeda, berlari dan berolahraga tim juga bisa membantu meringankan gejala depresi dan kecemasan. Selain itu, olahraga kekuatan dan ketahanan memiliki dampak yang cukup besar pada gejala depresi.

Sementara itu, olahraga pikiran-tubuh seperti yoga dan tai chi paling efektif dalam mengurangi gejala depresi dan kecemasan. Intinya, riset yang dilakukan oleh para peneliti menemukan semakin sering olahraga, maka semakin besar peningkatan kesejahteraan mental.

Tapi yang penting adalah kami menemukan, olahraga dengan intensitas rendah, seperti berjalan-jalan santai di luar ruangan, masih sangat bermanfaat, kata Singh.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru