Karakteristik Pemilu Indonesia Paling Rumit Sedunia

author Seno

- Pewarta

Minggu, 02 Jan 2022 23:17 WIB

Karakteristik Pemilu Indonesia Paling Rumit Sedunia

i

images - 2022-01-02T161333.944

Optika.id - Karakteristik pemilihan umum di Indonesia, paling kompleks dan rumit di dunia. Apalagi pelaksanaan pemilu dan pemilihan kepala daerah serentak pada tahun yang sama. Hal ini dikatakan oleh Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini, Minggu (2/1/2022).

"Bahkan, the biggest one-day election in the world (pemilihan satu hari terbesar di dunia)," kata wanita yang pernah terpilih sebagai Duta Demokrasi mewakili Indonesia dalam International Institute for Electoral Assistance (International IDEA) ini.

Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

Pernyataan Titi ini berkaitan dengan rencana penyelenggaraan Pemilu Presiden (Pilpres), Pemilu Legislatif (Pileg), dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Indonesia pada tahun 2024.

Titi menjelaskan, karakteristik lainnya Indonesia menyelenggarakan pemilu dengan rekapitulasi suara paling lama di dunia. Begitu pula terkait dengan database, bangsa ini memiliki data pemilih tersentralisasi terbesar di dunia.

Titi menerangkan pemilu di Tanah Air menyimpan salinan hasil penghitungan suara dari tempat pemungutan suara (TPS) dalam database tersentralisasi, yang menurut Titi, juga terbesar di dunia.

Selain itu, kata Titi, batasan sumbangan dana kampanye di Indonesia juga paling tinggi di dunia

Terkait determinasi uang dalam pemilu, dia mengatakan, batasan sumbangan dana kampanye (campaign donation limit) di Indonesia termasuk yang paling tinggi di dunia.

Baca Juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim

Bahkan, lanjut Titi, dianggap cenderung tidak membatasi, yakni Rp2,5 miliar per individu dan Rp25 miliar per badan hukum swasta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini menganggap, laporan dana kampanye sekadar basa-basi, karena politik berbiaya tinggi yang tidak akuntabel.

"Kontestasi dikeluhkan mahal tetapi tidak tergambar dalam laporan dana kampanye," pungkas wanita yang pernah sebagai Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) ini.

Baca Juga: 100 Guru Besar UGM Nyatakan Sikap, Ingin KPU Jaga Marwah Jelang Pilkada

Reporter: Amrizal

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU