Optika.id - Pengamat politik Adi Prayitno menyebut, wacana duet Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua DPR RI yang juga ketua umum PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden dan wakil presiden merupakan simulasi aneh.
Menurutnya, sampai saat ini Gerindra telah menunjukkan kemesraannya dengan PDI Perjuangan. Sehingga wacana duet Prabowo-Muhaimin dapat menimbulkan pertanyaan soal nasib PDIP.
Baca Juga: Presiden Prabowo akan Hadiri Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang
"Kemesraan PDIP-Gerindra itu sulit untuk dipisahkan saat ini. Makanya kalau ingin mencoba untuk merayu Prabowo, memang PDIP mau dikemanakan?" ujar dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam keterangannya, Kamis (3/2/2022).
Sebelumnya, PDI-P dan Gerindra juga sudah saling melempar sinyal untuk berkoalisi di Pilpres 2024 mendatang.
Menurutnya, Gerindra juga tampak kurang berminat untuk berkoalisi dengan PKB bila melihat respons elite Partai Gerindra menyikapi wacana duet Prabowo-Muhaimin.
"Kalau enggak direspons itu sama halnya tidak dianggap opini-opini dan gosip-gosip itu kan. Gerindra kan tidak bereaksi, bagi Gerindra itu tidak terlampau penting untuk direspons," ujar Adi.
Adi mengatakan, semua partai memang masih mengambil sikap menunggu sambil memantau situasi. Tetapi dia menilai Gerindra akan berupaya untuk berkoalisi dengan partai yang perolehan suaranya setara atau lebih besar dari mereka.
Adi menambahkan, wacana Prabowo-Muhaimin juga aneh karena sebelumnya elite-elite PKB kerap melemparkan kritik kepada Prabowo pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2014 dan 2019.
PKB merupakan salah satu partai pendukung Joko Widodo, kompetitor Prabowo dalam dua pilpres tersebut.
"Saat itu mengkritik Prabowo sebagai pemimpin yang dianggap kurang pas, kurang layak dan seterusnya, kenapa sekarang tiba-tiba Prabowo dirasa pantas untuk disandingkan dengan Cak Imin?" kata Adi.
Adi menilai, sejauh ini PKB terkesan ingin mengaitkan Muhaimin dengan tokoh-tokoh besar seperti Prabowo dengan harapan bakal mengusung Muhaimin pada Pilpres 2024.
Baca Juga: Kado Awal Tahun: UMP Naik 6,5 Persen, Kesejahteraan Guru Meningkat Signifikan di 2025
Pasalnya, bukan hanya dengan Prabowo saja Muhaimin digosipkan akan berpasangan, tetapi juga dengan Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo maupun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Ada kesan PKB itu ingin mencantolkan Cak Imin dengan nama besar atau mereka yang mempunyai kendaraan partai besar karena PKB tidak menebar jaring dengan partai-partai kecil," ujar Adi.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengklaim, banyak pihak yang menyebut duet Prabowo-Muhaimin sebagai kombinasi pasangan yang ideal.
Menurut Jazilul, komposisi pasangan Prabowo-Muhaimin cukup ideal mewakili unsur nasionalis-religius, sipil-militer, tua-muda.
Selain itu, secara pribadi keduanya juga dinilai sudah cukup akrab, meski berbeda koalisi pada saat Pilpres 2019.
Baca Juga: Rezim Gemoy Tapi Duit Cupet
Jazilul berpendapat dari sisi politik, kedua tokoh tersebut juga merupakan ketua umum partai politik sehingga lebih mudah melakukan konsolidasi ke struktur partai hingga tingkat bawah.
"Kita memang tidak bisa maju sendiri dan elektoral Pak Prabowo juga termasuk yang bagus. Banyak yang memandang kombinasi ini pasangan yang ideal untuk bisa mencapai kemenangan. Tapi kalau saya pribadi tetap berjuang Pak Muhaimin capres," kata Jazilul dalam keterangannya, Selasa (1/2/2022).
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi