Optika.id - Salinitas air laut adalah jumlah kadar garam yang terkandung dalam air laut, yang tentu saja setiap daerah memiliki salinitas yang berbeda-beda. Data yang dihimpun Optika.id, Sabtu (9/4/2022), ada 11 faktor yang mempengaruhi salinitas air laut di perairan planet Bumi ini, yakni:
1. Penguapan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, rasa asin pada air laut itu berasal dari fenomena hujan. Dalam fenomena hujan, terdapat proses penguapan atau evaporasi. Makin besar tingkat penguapan air lautnya, maka kadar salinitasnya juga akan semakin tinggi. Sebaliknya, apabila tingkat penguapan air lautnya rendah, maka kadar salinitasnya juga akan semakin rendah.
Baca Juga: Akar Masalah Struktural Hingga Kultural Perundungan Anak di Sekolah
2. Banyak Sedikitnya Sungai yang Bermuara
Semakin banyaknya sungai yang bermuara ke arah laut, maka salinitas air laut juga akan semakin rendah. Sebaliknya, apabila terdapat sedikit sungai yang bermuara ke laut, maka kadar salinitas air laut juga akan semakin tinggi.
3. Curah Hujan
Semakin besar curah hujan di suatu wilayah, maka salinitas air lautnya juga akan semakin tinggi. Sebaliknya, apabila curah hujan di lautan tersebut rendah, maka tingkat salinitas juga akan semakin rendah.
4. Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida adalah unsur utama dalam proses fotosintesis, terutama sangat dibutuhkan oleh fitoplankton dan tumbuhan air. Karbondioksida juga dapat terbentuk di dalam air dengan adanya proses dekomposisi (penguraian) zat organik oleh mikroorganisme. Hal tersebut biasanya terjadi di dalam air yang telah tercemar.
5. Magnesium (Mg)
Kandungan Magnesium ada di dalam air laut sekitar 1.300 ppm, selain natrium. Bahkan ganggang laut dan tiram juga mengandung Magnesium yang masing-masingnya adalah 6000-20.000 ppm dan 1.200 ppm.
6. DO (Dissolved Oxygen)
DO (Dissolved Oxygen) adalah oksigen terlarut, dapat disebut juga dengan kebutuhan oksigen (Oxygen Demand). Ini merupakan salah satu unsur untuk menganalisis kualitas air.
Semakin besar nilai DO pada air, maka akan bagus pula kualitas airnya. Sebaliknya, apabila nilai DO rendah, maka dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.
Baca Juga: Beberapa Catatan Untuk Kurikulum Merdeka Sebelum Resmi Jadi Kurikulum Nasional
7. Calcium (Ca)
Keberadaan kandungan Ca di dalam air dengan kadar tertentu, sangat berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Namun, apabila berlebihan justru dapat menyebabkan efek korosif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
8. Aluminium
Batas maksimal kandungan aluminium di dalam air adalah sekitar 0,2 mg/l. Apabila lebih dari itu maka rasa air akan menjadi tidak enak untuk dikonsumsi.
9. Sulfat
Kandungan sulfat di dalam air yang berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya kerak air pada panci rebusan air. Selain itu, juga dapat menimbulkan bau yang bahkan menyebabkan korosi pada pipa.
10. Zat Organik
Sebenarnya, zat organik yang ada di dalam air ini berasal dari unsur hara makanan maupun sumber energi lain bagi flora dan fauna yang hidup di perairan. Namun, apabila berlebihan juga dapat menyebabkan bau tidak sedap hingga membuat sakit perut ketika dikonsumsi.
Baca Juga: FSGI Koreksi Visi Misi Capres Terkait Pendidikan
11. Nitrat dan Nitrit
Jumlah kandungan nitrat yang besar di dalam air akan menghambat perjalanan oksigen di dalam tubuh manusia yang mengkonsumsi.
Reporter: Mei Nurkholifah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi