Optika.id - Badan Pusat Statistik Jawa Timur (BPS Jatim) merilis data luas panen dan produksi padi di Jawa Timur. Berdasarkan data yang dihimpun, diketahui luas panen padi di Jawa Timur pada tahun 2021 mencapai sekitar 1,747 juta hektare. Angka ini mengalami penurunan sebanyak 6,90 ribu hektare atau sekitar 0,39% dibandingkan 2020 yang sebesar 1,754 juta hektar.
Sementara itu, produksi padi di Jawa Timur pada tahun lalu mengalami penurunan sebanyak 154,95 ribu ton atau sekitar 1,56% dibanding dengan tahun lalu yang mencapai 9,944 juta ton GKG.
Baca Juga: Lagi-Lagi El Nino Disalahkan Biang Kerok Harga Pangan Mahal
Produksi beras di Jawa Timur pada tahun lalu untuk konsumsi pangan penduduk tercatat mencapai 5,653 juta ton. Data ini diketahui mengalami penurunan sebanyak 89,47 ribu ton atau setara 1,56% dibandingkan dengan tahun 2020 yang mana produksi beras mencapai 5,742 juta ton.
Menanggapi terpublikasinya data tersebut, Kepala BPS Jatim, Rabu (1/6/2022), Dadang Hardiwan mengatakan jika pihaknya ingin transparan dalam menyajikan informasis ecara ringkas mengenai hasil pelaksanaan pendataan statistik pertanian tanaman pangan terintegrasi dengan Metode Kerangka Sampel Area (KSA) Padi 2021.
Tak hanya itu, ringkasan eksekutif yang disuguhkan ini juga menampilkan angka sementara untuk luas panen dan produksi padi pada periode Januari - April 2022 berdasarkan data dari KSA Padi Januari 2022.
Baca Juga: Pengamat Ekonomi Sebut Pemerintah Gagal Mengelola Harga Pangan
Dadang berharap bahwa laporan ini bisa memberikan gambaran tentang data luas panen dan produksi padi yang sesuai dengan kondisi lapangan. Khususnya, laporan ini bisa dijadikan dasar dalam mengambil kebijakan sehingga ketahanan pangan dapat terwujud melalui swasembada beras.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai informasi, pendataan statistik pertanian tanaman pangan terintegrasi dengan metode KSA merupakan kegiatan hasil kolaborasi antara BPS dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang sekarang bergabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Baca Juga: Dirut Celios: Jika Prabowo-Gibran Menang, Utang RI Akan Naik Tinggi
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi