Optika.id - Menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang menyebutkan bahwa ekonomi 60 negara di dunia akan ambruk, berdasarkan data dari World Bank atau International Monetary Fund (IMF). Anis Byarwati selaku Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Negara (BAKN) DPR RI mengingatkan pemerintah agar selalu hati-hati dalam melaksanakan serta menentukan kebijakan, baik fiskal maupun moneter.
"Tentu saja menjadi warning bagi Indonesia khususnya. Artinya Indonesia harus ekstra hati-hati dalam melaksanakan kebijakan baik fiskal maupun moneternya," ungkap Anis melalui keterangan resminya pada Selasa (21/6/2022).
Baca Juga: Mendagri Klaim Indonesia Punya Modal Atasi Inflasi, Apa Itu?
Anis juga menganggap bahwa posisi Indonesia saat ini juga pasti menjadi salah satu negara yang mengalami dampak dari adanya kondisi tersebut, ditambah dengan masyarakat Indonesia yang dapat dikatakan sedang tidak baik-baik saja diakibatkan oleh kenaikan harga barang-barang pokok.
"Himpitan harga-harga yang melambung tinggi, naiknya angka kemiskinan dan pengangguran, serta proses pemulihan ekonomi pasca Covid-19 masih menjadi masalah nasional," terangnya.
Sebagai informasi, beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi menyebut perekonomian dunia kini tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Sederet ancaman menanti, bahkan bisa mengakibatkan puluhan negara alami kejatuhan ekonomi.
"Bank Dunia, IMF menyampaikan ada kurang lebih 60 negara yang akan ambruk ekonominya, yang 40 diperkirakan pasti," kata Presiden Joko Widodo, Rabu (14/6/2022).
Baca Juga: Antisipasi Krisis Pangan dan Ekonomi Global, Kementerian ATR/BPN Siapkan Beberapa Strategi
Situasi ini disebabkan oleh pandemi covid-19 yang belum selesai disambung oleh perang Rusia dan Ukraina. Banyak negara kini harus menghadapi lonjakan harga energi dan pangan sehingga membuat inflasi meroket. Laporan Bank Dunia menyebutkan beberapa negara yang diramal akan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
alami resesi. Salah satunya Rusia yang tahun ini diperkirakan -8,9 persen. Negara lainnya adalah Ukraina dengan -45,1 persen, Kirgistan -2 persen dan Moldova -0,4 persen.
Amerika Latin juga alami kejatuhan ekonomi dibandingkan dengan tahun lalu. Antara Meksiko, Chili, Argentina, Kolombia, El Savador, Paraguay, hingga Peru. Sementara itu untuk kawasan Timur Tengah ada Lebanon dan Suriah yang alami kontraksi, di mana masing-masing -6,5 persen dan -2,6 persen, nasib buruk juga diperkirakan menimpa Maroko.
Baca Juga: Krisis Eropa Hantam Ekonomi Indonesia, Pakar Ungkap Dampaknya
Reporter: Akbar Danis
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi