Optika.id - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengklaim jika Indonesia memiliki modal penting dalam persiapan menghadapi inflasi dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Modal ini dinilai krusial agar tidak terjadi krisis di Indonesia.
Dalam pemantauan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), inflasi yang terjadi di Indonesia per September 2022 secara year on year atau dari tahun ke tahun sebesar 5,95%. Tito menganggap jika angka ini relatif landai dan bisa dikendalikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni sebesar 4,69%. Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi juga dinilai cukup baik yakni 5,4% yoy.
Baca Juga: Harga Beras Terus Naik, Benarkah Sebabnya Inflasi?
Salah satu penyebabnya karena kita, resource base kita memiliki sumber daya alam yang kaya. Kemudian juga adanya pembangunan yang cukup merata, jelas Mendagri Tito, pada rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah via daring, Senin (31/10/2022).
Menurut Tito, selain dua modal yang dia jabarkan tersebut, Indonesia juga memiliki sejumlah agenda terkait dengan dana desa sehingga masyarakat di pedesaan menurutnya relatif belum begitu terdampak.
Dia juga menyebut jika masyarakat desa kerap bertanam sayur mayur, beternak ikan, dan memproduksi sendiri hasil pangannya.
Dibandingkan dengan negara-negara yang tidak memiliki produk-produk seperti itu. Apalagi negara yang berorientasi kota, itu kan sangat berdampak karena di kota itu enggak banyak produksinya, ujar Tito.
Selain itu, modal lainnya yang dimiliki Indonesia yakni status Indonesia yang tergolong negara yang subur. Ada sekitar 100 lebih dari seluruh gunung api di Indonesia yang membuat tingkat kesuburannya cukup tinggi.
Sumber daya alam darat maupun laut Indonesia juga menurutnya cukup berlimpah. Hal inilah yang mendongkrak perekonomian Indonesia sehingga inflasi cukup bisa ditekan.
Meskipun begitu, dia menyampaikan hal yang paling menentukan mengatasi krisis adalah kerja sama dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Baca Juga: Tabungan Kaum Mendang-Mending Sebabkan Perekonomian Kian Loyo, Kenapa?
Dalam forum tersebut dia memberi contoh negara yang terdampak inflasi yakni Turki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Turki diketahui telah terancam berada di ambang kebangkrutan karena inflasinya yang sangat tinggi, yakni 80%. Ditambah lagi dengan nilai mata uangnya yang jatuh merosot, melemah dibandingkan dengan dolar AS.
Kemudian krisis inflasi di Eropa. Protes terhadap inflasi yang terjadi di belahan Eropa mengakibatkan ancaman terhadap kekacauan politik yang ada di sana. Porte situ terjadi di antaranya di Rumania, Prancis dan Cekoslovakia.
Bahkan ancaman mogok dari pekerja-pekerja di Jerman. Pilot dan juga staf-staf kereta api di Inggris ini juga terjadi.
Baca Juga: Kemendagri Lakukan Berbagai Langkah Pencegahan Terkait Dampak El Nino
"Kemudian, di Argentina inflasinya sudah mendekati 100%. Presidennya bahkan mengganti tiga menteri dari jabatannya dan sekarang sudah menjadi pasien IMF (Dana Moneter Internasional) berhutang pada IMF mirip seperti kita tahun 1998, papar Tito.
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi