Zulhas Sebut Kenaikan Harga Telur Gara-Gara Kemensos

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Kamis, 25 Agu 2022 18:36 WIB

Zulhas Sebut Kenaikan Harga Telur Gara-Gara Kemensos

i

risma

Optika.id - Kenaikan harga bahan pangan termasuk telur belakangan ini memunculkan isu yang menyasar kepada jajaran Kementerian Sosial (Kemensos). Pasalnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim jika lonjakan harga telur kali ini dipicu oleh pembagian bantuan sosial yang dilakukan oleh Kemensos.

Menanggapi isu tersebut, Tri Rismaharini selaku Menteri Sosial memastikan jika hal tersebut tidak benar. Sebabnya, Kemensos membagikan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) senilai Rp200 ribu per bulan per keluarga penerima manfaat dalam bentuk uang, bukan telur.

Baca Juga: Masuk Bursa Pilgub Jakarta, Ini Respon Mensos Risma!

"Yang jelas saya enggak bantu telur, karena enggak mungkin. Gimana cara baginya orang jutaan jumlahnya, kita bagi (telur) pecah sampai sana. Kita bantu uang ya," jelas Risma di Jakarta, Kamis (25/8/2022)

Menurut Risma, setiap keluarga penerima manfaat tersebut bisa menggunakan bantuan senilai Rp200 ribu untuk memberli berbagai bahan pangan pokok yang mereka mau, termasuk telur.

"Enggak ada kita menyiapkan (telur). Bagaimana caranya? Taruhlah satu orang satu kilo saja, 10 juta kilo. Bagaimana dengan 18 juta orang?" ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersama Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) menuding salah satu penyebab meroketnya harga telur ayam adalah karena pembagian bansos.

Baca Juga: Risma Perbarui Mekanisme Bansos, Berlaku Bulan Depan

"Ini Kementerian Sosial rapel bantuan sosialnya itu tiga bulan dan sebagian besar telur, jadi permintaan tiba-tiba melonjak naik," terang Zulhas di Komplek DPR, Rabu (24/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penyebab lainnya, menurut Zulhas, adalah kegiatan afkir dini terhadap induk ayam petelur.

"Oleh karena itu, itu yang pertama sebabnya. Ini kan pengusaha-pengusaha besar apa yang disebut dengan afkir dini. Induknya yang petelur-petelur diafkir dini, disembelih, dijual," jelas Zulhas.

Baca Juga: Pakar: Risma Populer di Jatim, Tapi Khofifah Punya Elektabilitas Tinggi

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU