Optika.id- Dunia Pendidikan Indonesia kembali tercoreng, kali ini terjadi di lingkungan pondok pesantren. Yakni Ponpes Darussalam Gontor yang merupakan salah satu pondok pesantren terbaik di Indonesia. Ponpes tersebut menorehkan duka lara, lantaran santrinya meninggal karena dianiaya.
Pihak ponpes Darussalam sendiri terkesan menutup-nutupi kejadian tersebut, optika.id baru mengetahui kejadian tersebut dari unggahan pengacara terkenal Hotman Paris Hutapea.
Baca Juga: OM Institute Temukan Dugaan Santri Dibayar 1 Juta untuk Pilih Prabowo-Gibran
Santri yang meregang nyawa tersebut berasal dari Palembang Sumatera Selatan, berinisial AM, pihak keluarga sendiri saat ini didampingi oleh Hotman Paris untuk meminta keadilan.
Berikut fakta-fakta terkait kejadian tewasnya santri Gontor yang berhasil dihimpun Optika.id:
1. Pihak pondok meminta maaf dan mengakui ada penganiayaan
Pihak pengelola pondok segera meminta maaf kepada keluarga dan menyampaikan belasungkawa terkait peristiwa kematian Albar Mahdi yang viral di media sosial tersebut.
Selain itu, lewat surat edaran pihak pondok juga mengakui telah ada tindak penganiayaan terhadap Albar Mahdi. "Berdasar temuan tim pengasuh santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat. Menyikapi hal ini kami langsung bertindak cepat dengan menindak/menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut."
2. Santri yang terlibat penganiayaan telah dikeluarkan
Para santri yang terlibat penganiayaan itu juga telah dikeluarkan atau dikembalikan kepada orangtua masing-masing secara permanen. Gontor juga menegaskan tidak menolerir segala tindak kekerasan di dalam lingkungan pondok pesantren.
Selain itu, Gontor juga siap mengikuti segala bentuk upaya dalam rangka penegakan hukum terkait peristiwa meninggalnya santri Albar Mahdi.
3. Polisi memeriksa 7 orang
Sebanyak 7 orang sudah diperiksa oleh Kepolisian Ponorogo Jawa Timur ( Jatim ) terkait dengan kematian seorang santri Pondok Modern Darussalam Gontor bernama Albar Mahdi.
Baca Juga: Bijak Merespons Berbagai Kasus Perselingkuhan yang Viral
Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo, Senin (5/9/2022), mengatakan sudah menerima laporan dari keluarga santri Albar Mahdi. Polisi juga terus menyelidiki kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Kita sudah menerima laporan dari keluarga korban dan pihak ponpes," kata AKBP Catur Cahyono Wibowo, dikutip dari beritajatim.com, Senin (5/9/2022).
Setelah kasus dugaan penganiayaan atau kekerasan yang menyebabkan kematian itu menyeruak ke media sosial (medsos), petugas kepolisian langsung bergerak cepat.
Satreskrim Polres Ponorogo memeriksa secara maraton sebanyak 7 saksi. Dari jumlah tersebut, terdiri dari 2 santri, 2 dokter, 2 dokter dan 1 staf pengajar.
4. Kain kafan berdarah
Soimah menduga ada yang tidak wajar dengan kematian anaknya. Ia menduga anaknya itu meninggal karena tindakan penganiayaan atau kekerasan. Jenazah anak yang berumur 17 tahun pada bulan Desember nanti itu meninggal di pondok pada tanggal 22 Agustus 2022.
Baca Juga: Ramai Tren Makanan Pedas, Amankah Untuk Penderita GERD?
Selang sehari, tepatnya tanggal 23 Agustus, jenazah anak tiba di rumah duka di Palembang. Melihat kondisi jenazah dengan kain kafan masih berdarah, sang ibu menduga kematian anaknya tidak wajar. Bahkan kain kafan harus diganti dua kali sebelum jenazah dimakamkan.
Diketahui, Hotman Paris yang mendampingi keluarga korban merupakan seorang pengacara yang kerap memberikan bantuan hukum kepada orang orang yang membutuhkan, statusnya sebagai salah satu pengacara terbaik di Indonesia tidak lantas membuatmu lupa dengan orang orang yang membutuhkan bantuan hukum.
Sebelum kejadian Gontor ia juga memberikan bantuan kepada karyawan Alfamart yang diintimidasi oleh pencuri coklat di tempatnya kerja secara gratis.
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi