Optika.id - Perkembangan teknologi yang masif saat ini mendorong juga terjadinya perubahan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, salah satu yang terdampak mengikuti arus perubahan ialah kebiasaan berkencan. Jika zaman dulu orang berkencan bisa melalui perjodohan atau dikenalkan oleh kerabat dan orang dekat maka saat ini orang bisa berkencan dengan hanya membuka aplikasi lewat ponselnya.
Walaupun tren ini memudahkan antar individu yang berikhtiar mencari pasangan, namun hal ini juga mendorong sejumlah tren berkencan tidak sehat atau toxic. Apa sajakah itu? Berikut sejumlah tren kencan toxic yang wajib dihindari sobat Optika, dirangkum dari berbagai sumber pada Minggu (18/9/2022):
Baca Juga: Ghosting Kini Dikategorikan Sebagai Tindakan Bullying dan Bisa Dilaporkan
Almosts
Tren pertama yakni Almosts. Tren kencan ini dilakukan di mana seseorang memperlakukan orang lain seperti layaknya pasangan pada umumnya tetapi enggan memberikan label penjelas pada hubungan tersebut. Dampaknya, hubungan yang dijalani pun seolah tidak mempunyai kejelasan atau tindak lanjut sama sekali.
Almosts memiliki kemiripan dengan hubungan tanpa status atau yang biasa disebut HTS. Akan tetapi, bedanya pada almosts salah satu pihak merasa membutuhkan kejelasan sedangkan pihak yang lainnya membiarkan tergantung.
Sementara itu, pada HTS sendiri, biasanya terjadi kesepakatan bersama di mana kedua pihak sama-sama tidak menginginkan status yang jelas dari hubungan.
Benching
Tren ini juga disebut sebagai breadcrumbing yang merujuk pada seseorang yang terlihat tertarik untuk menjalin sebuah hubungan dan terus memberikan perhatian. Akan tetapi, keduanya masih bersikap main-main dan sebenarnya tidak memiliki rencana untuk menjalin hubungan lebih jauh dan memulai kencannya lagi.
Meskipun Benching dinilai tidak selalu buruk, tetapi hal ini cukup untuk membuang tenaga dan waktu bagi mereka yang ingin berkencan lebih lanjut. Benching sendiri memiliki kemiripan dengan istilah yang akrab di telinga muda mudi nusantara, yakni pemberi harapan palsu atau PHP.
Firedooring
Tren Firedooring disebut sebagai suatu hubungan yang tidak seimbang. Yang berarti, salah satu orang memegang kendali dalam hubungan itu sementara yang lainnya hanya bisa pasrah menerimanya.
Contoh dari perilaku Firedooring ini ialah orang berharap pesan mereka bisa dibalas secepat mungkin. Akan tetapi, ketika orang lain yang mengirim pesan, mereka cenderung membalasnya dalam waktu yang cukup lama atau bahkan tidak membalas sama sekali. Pada umumnya, Firedooring bisa ditemukan dan biasanya juga sering dimaklumi kendati hubungan tersebut pada dasarnya bisa mengarah ke hubungan yang tidak sehat dan berdampak toxic ke orang lain.
Kittenfishing
Baca Juga: Tinder Peringatkan Penggunanya Terhadap Romance Scam, Bagaimana Cara Menghindarinya?
Terdengar seperti Catfishing, Kittenfishing memang bentuk minor dari Catfishing. Kittenfishing ini dilakukan oleh seseorang yang melakukan kebohongan kecil untuk mendapatkan pasangan di aplikasi kencan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bedanya dengan catfishing yang di mana seseorang cenderung berpura-pura menjadi orang lain, pada kittenfishing tidak semua informasi yang diberikan pada orang lain adalah kebohongan. Artinya, masih ada sedikit kebenaran. Saat ini, hampir semua orang di aplikasi kencan pernah menjadi 'pelaku' dan 'korban' kittenfishing.
Phubbing
Tren kencan toxic lainnya ialah Phubbing yang merupakan gabungan antara kata phone dan snubbing. Phubbing berkaitan dengan seseorang yang asyik dengan ponselnya meskipun sedang berkencan dengan pasangan mereka.
Perilaku Phubbing saat ini merupakan kebiasaan yang umum dijumpai pada pasangan sekarang ini. Bukan berarti tak buruk, phubbing dapat memicu keretakan dan kerusakan pada hubungan karena membuat seseorang merasa tidak terkoneksi dengan orang lain, yang mana hal tersebut sangat penting dan utama dalam menjalin sebuah hubungan.
Pocketing
Baca Juga: Negara-Negara di Asia Ini Paling Banyak Punya Sugar Daddy, Ada Indonesia?
Istilah kencan toxic lain ialah Pocketing. Pocketing digunakan oleh seseorang yang menyembunyikan hubungan dari orang lain, seperti keluarga dan teman. Adapun penyebab dari tindakan ini beragam, yakni mereka bisa jadi telah memiliki pasangan atau mereka belum yakin dengan hubungan tersebut.
Meskipun demikian, Pocketing tidak selamanya buruk. Tindakan ini bisa ditimbulkan demi beberapa alasan seperti adanya batasan ras, agama dan budaya yang mengakibatkan pasangan tersebut tidak bisa mengumumkan hubungan mereka secara gamblang.
Bisanya, pasangan LGBT menjadi hubungan yang paling sering melakukan pocketing.
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi