Optika.id - Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono resmi terpilih menjadi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta. Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menganggap terpilihnya Heru kental nuansa politik, daripada melihat kapasitas dan profesionalisme.
Menurutnya dipilihnya Heru oleh Tim Penilaian Akhir (TPA) karena kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sehingga bisa menyisihkan dua kandidat lainnya yaitu Sekda DKI Jakarta Marullah Matali serta Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar.
Baca Juga: PKS Ajukan Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tak Usung Anies?
Heru dinilai akan dipilih Jokowi karena mempunyai kedekatan dengannya, bukan semata pertimbangan profesionalisme, kata Jamiluddin dalam keterangannya, Sabtu (8/10/2022).
Jika pertimbangan profesionalisme, menurut Jamiluddin, Marulla dan Bahtiar akan lebih dipertimbangkan, sebab kedua sosok ini dinilai lebih mumpuni dan kredibel dalam memimpin Jakarta.
Namun TPA tetap memilih Heru sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta. Karena itu, terpilihnya Heru terkesan lebih atas pertimbangan politis. Sebab, selain memang dekat dengan Jokowi, Heru juga dekat dengan partai politik tertentu, sesal mantan Dekan Fikom IISIP ini.
Dengan begitu, lanjutnya, banyak pihak akan meragukan independensi Heru. Keraguan itu setidaknya pada pelaksanaan Pilpres dan Pileg 2024.
Kalau masyarakat Jakarta sudah ragu, tentu mempengaruhi efektivitas kepemimpinan Heru. Tentu hal itu tidak menguntungkan Jakarta yang pembangunannya selama dipimpin Anies begitu pesat, tukasnya.
Tingkatkan Sinergi dengan Pusat
Hal berbeda dikatakan pengamat sosial politik Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa. Dia menyebut, dalam menempati posisi tersebut, Heru Budi dipercaya bakal meningkatkan sinergi kebijakan antara Pemprov DKI Jakarta dengan pemerintah pusat.
"Jelas (meningkatkan sinergi kebijakan)," ujar pengamat sosial politik Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa dalam keterangannya, Sabtu (8/10/2022).
Herry menegaskan, saat ini dibutuhkan sinergi antara pemerintah pusat dengan Pemprov DKI Jakarta. Hal itu berkaitan dengan persoalan transisi pemerintahan dan politik yang berdampak pada konstelasi sosial serta ekonomi.
Terkait sinergi pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta, Herry turut menyinggung soal isu resesi global. Dia menekankan, persoalan tersebut merupakan tanggung jawab bersama Pemprov DKI Jakarta serta pemerintah pusat.
"Saya kira ini soal kolaborasi saja," ujar Herry.
Soal menghadapi isu resesi, Herry menilai Heru Budi merupakan sosok yang tepat sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta. Hal itu tak lepas dari pengalaman sebagai Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDH KLN).
"Setidaknya memahami aksesibilitas, performa, hingga jaringan luar untuk memetakan persoalan dan solusi permasalahan global seperti resesi," ungkapnya.
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk Heru Budi Hartono sebagai Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta menggantikan Anies Baswedan yang habis masa jabatannya.
Heru dipilih setelah Presiden Jokowi mendapat masukan dari Rapat Tim Penilai Akhir (TPA) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/10/2022).
Tadinya ada dua kandidat lain yang dianggap potensial menggantikan Anies Baswedan yakni Sekda Pemprov DKI Jakarta Marullah Matali dan Dirjen Politik Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar.
Namun, Jokowi lebih memilih Heru Budi Hartono, figur yang sangat dikenalnya, ketimbang dua kandidat lain.
Heru Budi Hartono yang dikenal pejabat adem itu akan menggantikan Anies Baswedan yang habis masa jabatannya pada 16 Oktober 2022.
Heru akan menjabat hingga penyelenggaran pilkada serentak yang dijadwalkan berlangsung November 2024. Dia memiliki waktu lebih dari dua tahun untuk memimpin Jakarta.
Sebelum ditetapkan Presiden Jokowi sebagai PJ Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sekretariat Presiden Kementerian Sekretariat Negara yang sehari-hari tentunya bertemu dengan sang Presiden.
Penetapan Heru sebagai PJ Gubernur DKI Jakarta ini juga atas pertimbangan dari Presiden Jokowi, Wakil Presien Ma'ruf Amin, serta anggota TPA dan menteri terkait.
Baca Juga: PDIP Sebut Kantongi Beberapa Nama untuk Pilkada DKI Jakarta
Kabar penetapan Heru sebagai PJ Gubernur DKI Jakarta juga telah dibenarkan oleh salah satu pejabat di Istana Merdeka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ya, sudah diputuskan Pak Heru (Budi Hartono), ucap pejabat di Istana Merdeka, seperti dilansir Tribunnews.
Lantas bagaimana perjalanan karier Heru Budi Hartono hingga bisa terpilih menjadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta?
Perjalanan Karier Heru Budi Hartono
Berikut perjalanan karier Heru Budi Hartono yang telah dirangkum Optika.id dari berbagai sumber, Sabtu (8/10/2022).
Di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, nama Heru bukanlah nama yang asing, karena ia telah beberapa kali mengisi jabatan di Pemprov DKI.
Heru memulai kariernya di Pemprov DKI dengan menjadi staf khusus Wali Kota Jakarta Utara pada 1993.
Pada 1995, Heru kemudian menjadi Staf Bagian Penyusunan Program Kota Jakarta Utara.
Setelah empat tahun berselang, yakni 1999, dia ditunjuk menjadi Kepala Sub-Bagian Pengendalian pelaporan Kota Jakarta Utara.
Kemudian pada 2002, Heru pindah posisi menjadi Kepala Sub Bagian Sarana dan Prasarana Kota Jakarta Utara.
Di tahun 2007, Heru juga sempat menduduki posisi Kepala Bagian Umum Kota Jakarta Utara pada 2007.
Lalu Heru pindah dan menjabat sebagai Kepala Bagian Prasarana dan Sarana Perkotaan Kota Jakarta Utara pada 2008.
Baca Juga: Surya Paloh Lakukan Komunikasi dengan Anies untuk Pencalonan Gubernur DKI Jakarta
Heru juga sempat diamanahi jabatan sebagai Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri Provinsi DKI Jakarta pada 2013.
Selanjutnya, Heru berhasil menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Utara pada 2014, setelah ditunjuk oleh Presiden Jokowi.
Pada 2015, Heru menjabat sebagai Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta.
Mengabdi bertahun-tahun di Pemprov DKI, membuat Heru terbilang dekat dengan Presiden Joko Widodo yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 20212-2014.
Tak hanya itu, Heru diketahui juga dekat dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Bahkan, Heru hampir dipilih Ahok untuk menjadi wakilnya di Pilkada Jakarta 2017 lalu, melalui jalur independen.
Namun, karena Ahok kemudian memilih maju di Pilkada DKI melalui jalur partai politik, maka Heru pun batal menjadi Cawagub DKI.
Ahok pun memilih Djarot Syaiful Hidayat sebagai wakilnya di Pilkada DKI 2017.
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi