Jadi Mahasiswa Baru Rawan Stres? Simak Tips dari Ahli

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Jumat, 14 Okt 2022 20:37 WIB

Jadi Mahasiswa Baru Rawan Stres? Simak Tips dari Ahli

i

woman-g55bace365_1920

Optika.id - Menjadi mahasiswa baru (Maba) merupakan hal yang menggembirakan dan penuh tantangan dalam menyambut awal perkuliahan. Banyak perubahan dan tantangan yang akan ditemui oleh para mahasiswa baru yang mengalami transisi dari masa Sekolah Menengah Atas (SMA) ke jenjang perkuliahan.

Tak hanya menjadi momen transisi perkembangan dari remaja akhir menuju dewasa awal, tntangan tersebut juga soal lingkungan sosial yang asing atau tantangan menjalani hidup mandiri.

Baca Juga: 3 Kebiasaan Toxic Yang Menghambat Perkembangan Diri, Yuk Hindari!

Dikutip dari laman Sehatq, Jumat (14/10/2022), seseorang yang memasuki fase remaja akhir bakal mempunyai cara pandang yang lebih bijak untuk bertindak atau memutuskan sesuatu serta memulai untuk merencanakan masa depan dan membayangkan ingin jadi apa suatu hari nanti. Tentunya, cara pandang ini lebih banyak terbentuk dari pola asuh dan pengalaman yang didapatkan oleh individu yang bersangkutan.

Apabila seseorang tidak memiliki bekal pengalaman yang cukup untuk mengontrol emosi atau tidak bijak dalam bertindak, maka momen transisi ini bisa terus mengganggu suasana hati hingga kestabilan mental.

Padahal, berbagai perubahan, tekanan, serta tuntutan saat menjadi mahasiswa baru menuntut seseorang untuk bisa segera menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemampuan beradaptasi yang rendah akan menyebabkan seseorang rentan mengalami stres, hingga berujung pada depresi.

Potensi stres akan dialami oleh seluruh mahasiswa, hal ini terjadi karena kehidupan yang berubah dan hal ini tergantung bagaimana kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dalam tuntutan yang semakin bertambah, kata Psikolog Klinis, Gerdaning Tyas, saat dihubungi, Jumat (14/10/2022).

Tyas pun membagikan dua tips bagi mahasiswa baru untuk bisa bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam fase baru dihidupnya. Dua tips tersebut terangkum di bawah.

Problem Focused Coping

Strategi ini memiliki tujuan untuk mengurangi stressor atau melawan sumber masalah baru yang muncul dengan cara mengatasi serta mempelajari berbagai cara atau keterampilan yang baru di hidupnya.

Mahasiswa perlu mencari coping stress dengan memodifikasi, mengubah, dan meminimalisir tekanan yang didapat dari tuntutan yang ada.

Misalnya, stressor yang muncul akibat ketidakmampuan membagi waktu sehingga menimbulkan rasa lelah yang tidak bisa dijelaskan secara berkepanjangan atau mengalami lelah mental. Mahasiswa bisa mencoba menekan penyebabnya dengan membuat jadwal rutinitas yang bakal dilakukan setiap hari. Mulai dari bangun tidur, jadwal kuliah, jadwal mengerjakan tugas, hingga tidur lagi.

Baca Juga: Ingin Refleksi Diri dan Redakan Stres? Simak Manfaat dari Kegiatan Journaling

Strategi ini bisa mendorong para mahasiswa yang berada dalam masa transisi untuk mau mencari informasi terkait dengan aktivitas yang bsia dilakukan di luar jam perkuliahan dan kegiatan yang sesuai dengan kegemarannya. Seperti, kegiatan-kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), klub-klub penelitian, atau aktivitas positif di luar kampus lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Emotional Focused Coping

Strategi emotional focused coping ini bertujuan untuk mengendalikan respons emosional atau meredakan emosi terhadap kondisi yang bersifat menekan.

Strategi EFC ini dilakukan dengan cara mencoba untuk berpikir positif atau memandang sisi baik dari masalah yang muncul, menceritakannya kepada orang lain untuk mendapatkan dukungan atau bantuan, serta melakukan kegiatan lain untuk mengalihkan pikiran.

Strategi EFC juga bisa sekaligus memberikan solusi dari permasalahan yang ada.

Baca Juga: Kenali Traffic Stress Syndrome, Biang Kerok Stress Akibat Macet

Misalkan seperi tugas kuliah yang menumpuk atau sulit, coba untuk mencari informasi, mengajak teman berdiskusi atau mencari kakak tingkat yang bisa memberikan bimbingan terkait tugas perkuliahan tersebut, jelas Tyas.

Tyas pun yakin jika dua strategi ini dikuasai dan diterapkan akan membantu mahasiswa menghadapi masalah dan akan lebih tenang menghadapi tantangan-tantangan baru di kemudian hari.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU