Optika.id, Jombang - Marni (76), seorang nenek asal Desa Sambongdukuh Kecamatan/Kabupaten Jombang tak bisa menyembunyikan rasa gembira ketika duduk di atas kursi roda. Kursi roda itu memang berbeda dengan kepunyaannya yang di rumah.
Baca Juga: Risma Perbarui Mekanisme Bansos, Berlaku Bulan Depan
Kursi roda baru itu terasa istimewa karena pemberian dariMenteri Sosial(Mensos) Tri Rismaharini. Warnanya hitam. Ada tombol-tombol khusus. Untuk menjalankan kursi roda tersebut Marni tidak lagi berkeringat. Tinggal pencet, kursi roda sudah berjalan.
Tentu berbeda dengan kursi roda miliknya yang ada di rumah. Semuanya masih menual. Untuk berpindah tempat, Marni harus menggerakkan tangannya dengan susah payah. Atau harus didorong dari belakang oleh menantunya.
Kursi roda elektrik pemberian Risma itu harganya cukup mahal. Kalau bukan bantuan, Marni tak mungkin bisa membelinya. Harga kursi itu Rp 25.600.000. Seperti harga sepeda motor. Tapi saya belum bisa menggunakannya. Nanti minta diajari menantu saya, kata Marni dengan senyum ceria, Sabtu (28/1/2023).
Marni berkisah, belasan tahun lalu dirinya masih bisa berjalan dengan normal. Bahkan nenek sembilan anak ini bisa naik sepeda angin. Petaka itu datang ketika Marni sedang bekerja. Dia naik sepeda gowes di seputaran Pasar Legi Jombang. Marni kecelakaan. Kakinya terluka. Sejak itu nenek 76 tahun ini tak lagi bisa berjalan normal.
Nah, untuk berjalan dia harus menggunakan alat bantu kursi roda. Sudah lama saya kecelakaan di Pasar Lagi Jombang. Sejak itu saya susah berjalan. Lalu menggunakan kursi roda manual. Nah, ini dapat bantuan kursi roda yang lebih bagus dari Bus Risma. Saya terima kasih, katanya lagi.
Marni adalah salah satu penderita disabilitas yang diundang ke Balai Desa Sengon Kecamatan/Kabupaten Jombang pada Sabtu (28/1/2023). Ada puluhan undangan lain yang memadati kantor desa tersebut.
Baca Juga: Pakar: Risma Populer di Jatim, Tapi Khofifah Punya Elektabilitas Tinggi
Kedatangan Marni dan puluhan orang lainnya untuk menerima bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Bantuan tersebut berupa 56 alat bagi penyandangdisabilitas. Rianciannya, 35 unit kursi roda manual, 17 unit kursi roda elektrik, 1 unit kursi roda adaptif, dan 3 unit kruk (tongkat penyangga). Seluruh alat bantu bagi penyandang disabilitas itu senilai Rp534,5 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mensos Rismamengatakan, bagi orang umum, kursi roda adalah hal biasa. Namun bagi yang membutuhkan, kursi roda adalah sesuatu yang bermanfaat. Soal itu Risma pernah merasakannya. Risma lalu bercerita, saat menjadi Wali Kota Surabaya dirinya pernah duduk di atas kursi roda.
Ketika sudah sembuh, banyak orang yang meminta kursi roda tersebut untuk dimanfaatkan lagi. Jadi kursi roda adalah sesuatu yang berharga bagi orang yang membutuhkan. Dengan kursi roda, penyandang disabilitas tidak lagi terkurung di rumah. Semoga bantuan ini bermanfaat, ujar eks Wali Kota Surabaya ini.
Dalam kesempatan itu, Risma juga membuka dialog dengan undangan yang hadir. Tentu saja, para hadirin tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ada yang meminta solusi soal pekerjaan. Ada pula yang menanyakan soal bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) macet selama dua tahun.
Baca Juga: Pilgub DKI Jakarta 2024: Muncul Nama Anies Baswedan, Ridwan Kamil Sampai Risma
Dari berbagai persoalan tersebut, Risma lalu meminta staf dari Kemensos RI untuk mendata satu per satu secara rinci. Staf saya yang melakukan pedataan semua keluhan yang disampaikan tadi. Karena tidak mungkin saya menghapal satu per satu, kata Risma.
Nenek Marni yang duduk di atas kursi roda elektrik mendengarkan apa yang disampaikan oleh Menteri Sosial. Meski terkadang dirinya tertunduk karena mengantuk. Bahkan plakat bertuliskan bantuan kursi roda Rp 25.600.000 yang dia pegang posisinya terbalik. Marni tak menyadarinya.
Selain Mensos Risma, acara penyerahan bantuan untuk kelompok disabilitas itu juga dihadiri anggota DPR RI Sadarestuwati dan sejumlah pejabat dari Pemkab Jombang. Saya berharap kursi roda ini dimanfaatkan dengan sabaik-baiknya. Jangan sampai dijual, ujar Mbak Estu, panggilan akrab Sadarestuwati.
Editor : Pahlevi