Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah
Baca Juga: Keturunan India Menjadi Presiden Singapura
Optika.id - Hampir seluruh media di dunia ini memberitakan kunjungan presiden Joe Biden ke Ukraainia. Memang menjelang peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina, Presiden Joe Biden melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv hari Senin 20 Februari 2023 pagi untuk menunjukkan dukungan dan solidaritas dengan Ukraina.
Sebuah rahasia yang dijaga ketat selama berbulan-bulan, perjalanan itu menandai pertama kalinya dalam sejarah modern bahwa seorang presiden AS telah mengunjungi zona perang di mana militer Amerika tidak bertempur.
Perjalanan itu baru secara resmi diselesaikan pada hari Jumat sebelumnya karena risiko yang terlibat, dan hanya segelintir pejabat tinggi yang tahu itu akan datang. Jadwal publik Biden untuk hari itu tidak menyebutkan pemberhentian di Kyiv.
Saat detail kunjungan terungkap, perencanaan yang cermat dan upaya terselubung yang terlibat menjadi jelas.
Kehadiran Biden dimaksudkan untuk menegaskan kembali "komitmen tak tergoyahkan Amerika terhadap demokrasi, kedaulatan, dan integritas teritorial Ukraina", demikian menurut pernyataan Gedung Putih.
Presiden AS ini telah melakukan perjalanan kereta api selama 10 jam dari Polandia untuk mencapai Kyiv secara rahasia, kemudian kembali ke Polandia. Rusia diberitahu tentang perjalanan itu beberapa jam sebelum keberangkatan Presiden Joe Biden untuk "tujuan dekonfliksi", kata seorang pejabat AS.
Sementara kumpulan pers 13 orang biasanya bepergian dengan presiden, dalam perjalanan khusus ini hanya dua jurnalis yang hadir: satu penulis dan satu fotografer, keduanya menyerahkan ponsel mereka kepada pejabat sebagai tindakan keamanan. Perjalanan rahasia ini mensyaratkan dengan ketat tidak ada penggunaan telepon dengan suara, hanya mode getar yang diperbolehkan.
Baca Juga: Kecurangan Pemilu Tidak Hanya di TPS
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pesawat Kepresidenan Air Force One, untuk perjalanan ini, adalah pesawat yang biasanya digunakan untuk perjalanan domestik ke bandara kecil. Pesawat lepas landas dari Maryland sekitar pukul 4:15 pagi waktu pantai timur AS Minggu, dan akhirnya mendarat di Polandia. Sesampai di sana, presiden naik kereta selama 10 jam perjalanan ke Kyiv untuk menghindari wilayah udara Ukraina.
Selama kunjungannya ke ibu kota Ukraina, Presiden Joe Biden melakukan perjalanan dengan iring-iringan mobil di jalan tertutup dan berjalan ke sebuah tugu peringatan. Pesawat pengintai AS dilaporkan terus mengawasi dari wilayah udara Polandia.
Saat berada di Kyiv, Presiden Joe Biden bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyberjanji untuk berdiri bersama negara itu selama yang diperlukan, dan berjanji untuk melepaskan tambahan bantuan militer senilai $460 juta di hari-hari mendatang. Biden juga mengumumkan gelombang baru sanksi terhadap elit dan perusahaan Rusia.
Kunjungan presiden Joe Biden ke Ukraina itu mendapatkan kriritikan dari beberapa politisi AS antara lain Paul Gosar, seorang anggota parlemen, lewat twitter dia mengatakan: Joe Biden visiting Ukraine is a slap in the face to every American, especially the people of East Palestine, Ohio. Ukraine is not our friend, and Russia is not our enemy. ( Joe Biden mengunjungi Ukraina adalah tamparan di wajah setiap orang Amerika, terutama rakyat Palestina Timur, Ohio. Ukraina bukan teman kita, dan Rusia bukan musuh kita).
Baca Juga: Polusi Udara DKI Sebagai Pembenar Perlunya IKN
Dia menyebut Palestine Timur yang berada di Ohio itu adalah daerah dimana baru-baru ini ada kecelakaan kereta api yang terguling. Kereta api itu sedang membawa bahan kimia beracun yang dikhawatirkan menyebabkan kerusakan lingkungan dan bahaya kesehatan bagi kawasan itu.
Paul Gosar mengkritik kenapa pemerintahan Joe Biden menggelontorkan uang milyaran dolar kepada Ukraina agar mampu melawan Rusia, sementara persoalan dalam negeri sendiri tidak menjadi perhatian.
Hal yang jelas bagi kita di Indonesia, kunjungan presiden Joe Biden ke Ukraina di saat perang menunjukkan bahwa perang Ukraina melawan Rusia tidak ada tanda-tanda berhenti, dan ini berarti krisis global akan terus berlangsung di tahun 2003 ini.
Editor : Pahlevi