Refly Harun Kritisi Lembaga Survei yang Berani Main Rekayasa

author Danny

- Pewarta

Sabtu, 01 Apr 2023 14:26 WIB

Refly Harun Kritisi Lembaga Survei yang Berani Main Rekayasa

Optika.id - Ahli hukum tata negara dan pengamat politik, Refly Harun memberikan kritik pada lembaga survei. Kritikan tersebut dia sampaikan lewat akun YouTubenya, Refly Harun. Dengan judul : Terbongkar!Cara Lembaga Survey Main Rekayasa, Ketahuan, Ngacir!!!.

Baca Juga: Refly Harun: Peluang Jokowi untuk Cawe-Cawe Kian Mengecil

Refly Harun membuat video tersebut setelah melihat pengakuan dari ekonom atau pengamat ekonomi Yanuar Rizky yang tak sengaja jadi sasaran responden dari lembaga survei. Lembaga survei itu kata dia juga merupakan salah satu lembaga survei teratas di Indonesia, namun tak disebut mereknya.

Pengamat ekonomi tahu betul bagaimana itu, untuk pertanyaan menguntungkan calon tertentu atau tak menguntungkan calon lain, ujarnya berdasarkan pantauan Optika.id melalui channel YouTube, ditulis Sabtu, (1/4/2023).

Menurut dia saat ini lembaga survei tersebut 'kepentok' karena yang disurvei Yanuar Rizky seorang ekonom, pengamat ekonomi yang paham betul.

Maka jangan heran kalau misal si A tak pernah kampanye di luar. Tak pernah terbukti mampu melakukan mobilisasi massa atau partisipasi tetapi survei selalu baik, ujarnya.

Tapi kebalikannya yang terjadi jika si B misalnya hadir dan diterima secara baik tetapi nomornya tak pernah nomor satu. Sehingga ini menjadi persoalan.

Baca Juga: Pengamat Soal Narasi AHY Hancur Lebur, Justru Itu Demokrat

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kalau begitu lembaga survei jadi parasit demokrasi. Lembaga ini dibayar kemudian mengarahkan pada calon atau kandidat tertentu, tegasnya.

Dia melanjutkan lembaga survei sudah memiliki kecenderungan atau framing opini dengan pilihan berganda pada responden.

Dari tuntutan pertanyaan kita pun bisa menyimpulkan sosok mana yang ingin diangkat lembaga survei tersebut, tegas dia.

Baca Juga: Pengamat: Konsisten Bersama Anies, Demokrat Tak Akan Turun

Refly kemudian mencontohkan pertanyaan potensial A ada terkait kinerja dengan opsi percaya atau tidak. Namun anehnya kemudian pada kandidat lain tak ada pertanyaan serupa seperti itu.

Ini dalam kurung tanda tanya. A dalam kurung ini mungkin Anies, jadi ketika untuk Anies ada dua opsi percaya atau tidak. Tetapi kandidat lain tak ada pertanyaan seperti itu, imbuhnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU