Optika.id - Sandiaga Uno dan Ganjar Pranowo duduk bersama dalam satu panggung dan memperlihatkan keakraban mereka. Saat menjadi pembicara pertama dalam acara Rapat Koordinasi Daerah Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Tengah, Sandiaga memanggil Ganjar dengan sapaan 'Bung Ganjar'.
Baca Juga: PDIP Tegaskan Tak Kekurangan Stok Pemimpin untuk Pilkada Jawa Tengah
Tak kuasa menahan tawanya, Ganjar pun merespons dengan senyum lebar. Kehadiran Sandiaga dan Ganjar dalam acara ini menggambarkan semangat kolaboratif antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mempercepat akses keuangan di Jawa Tengah.
Selamat pagi, Gubernur Bung Ganjar. Sekarang dipanggil Bung Ganjar, kata Sandiaga pada Kamis (27/4/2023) seperti dilihat Optika.id, dari kanal YouTube Ganjar Pranowo.
Diketahui, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (Capres) 2024 pada Jumat, 21 April 2023. Dalam acara Rapat Koordinasi Daerah Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Tengah, Sandiaga Uno memanggil Ganjar dengan sapaan "Bung Ganjar".
Baca Juga: Ini Kata PDIP Soal Pelegalan Politik Uang di Pemilu
Sebagai informasi, panggilan "Bung" sangat dekat dengan PDIP karena Presiden Soekarno mempopulerkannya dan dikenal dengan panggilan "Bung Karno".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Achmad Notosoetardjo dalam bukunya Revolusi Indonesia Berdasarkan Adjaran Bung Karno, penggunaan kata "Bung" dipopulerkan oleh Bung Karno untuk memanggil para insan Indonesia yang revolusioner dan memiliki cita-cita melawan imperialisme-kolonialisme dan kapitalisme. Oleh karena itu, panggilan "Bung" sendiri menjadi propaganda Bung Karno untuk membangkitkan semangat para pemuda dalam mencapai cita-cita tersebut.
Baca Juga: PDIP Tugaskan Ganjar untuk Pemenangan Pilkada Serentak
Dalam upaya mewujudkan keinginannya, Presiden Soekarno meminta Affandi untuk melukis poster dengan tokoh pelukis Dullah yang menggenggam bendera merah putih dengan kedua tangan terikat rantai. Poster tersebut kemudian diiringi dengan kata-kata "Boeng, Ajo Boeng!" yang diambil dari tawaran jasa para wanita tuna susila di Senen.
Sejarawan George McTurnan Kahin menafsirkan bahwa kata "bung" memiliki arti "saudara" atau "warganegara" dalam Revolusi Prancis dan Revolusi Rusia. Oleh karena itu, gagasan di balik penggunaan kata "bung" adalah untuk mempererat hubungan antar sesama dengan merasa sebagai satu keluarga, dengan kesetaraan, dan tanpa membedakan tingkatan atau kedudukan.
Editor : Pahlevi