Jelang Tahun Pemilu, Waspada dan Kenali Ciri-Ciri Berita Hoaks

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Minggu, 21 Mei 2023 12:37 WIB

Jelang Tahun Pemilu, Waspada dan Kenali Ciri-Ciri Berita Hoaks

Optika.id - Momentum Pemilu 2024 menjadi momentum yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan, terutama oleh oknum penyebar berita hoaks. Para oknum ini biasanya memanfaatkan momentum tersebut untuk menyebar berita yang menggiring opini serta menyesatkan. Informasi yang dibuat oleh mereka pun dibuat seakan-akan benar validitasnya dan diterima oleh publik.

Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

Penyebaran berita hoaks ini bukan hal yang baru terjadi. Pasalnya, pada Pemilu 2019 silam, sebantak 3.356 berita hoaks ditemukan oleh Kominfo. Ribuan berita hoaks tersebut hanya tersebar dalam periode Agustus 2018 30 September 2019.

Berita hoaks tidak bisa dikesampingkan dampaknya. Segala sesuatu memiliki dampak, baik yang dibayangkan maupun tidak. Dampak dari adanya berita hoaks tersebut tentunya banyak menimbulkan efek negatif di masyarakat. Mulai dari menggiring opini masyarakat agar membenci kelompok tertentu, terjadinya polarisasi, mengadu domba satu sama lain hingga menyakiti fisik orang yang tidak bersalah.

Maka dari itu, dengan semakin dekatknya waktu pemilu, sembari belajar dari peristiwa masa lalu agar tidak terulang lagi, Optika.id, Minggu (21/5/2023) menyajikan uraian singkat tentang ciri-ciri berita hoaks yang tersebar di berbagai media sehingga menjadi perbincangan dari masyarakat.

Ciri Ciri Berita Hoaks

Hampir semua orang bisa menjadi citizen/netizen journalist dengan mudah seiring dengan perkembangan teknologi dan perkembangan media sosial. Jurnalisme publik pun belakangan ini makin banyak yang eksis di media sosial mewarnai jagad maya. Tak hanya itu, mereka bahkan berusaha untuk mendesain gambar, video, jurnal, dan artikel yang disajikan ke publik seperti media resmi berbadan hukum.

Agar tidak mudah tergocek oleh oknum penyebar hoaks, kenali ciri-cirinya seperti:

Berita yang Memancing Perdebatan

Ciri khas yang bisa dikenali dari berita hoaks yakni isi berita bisa mengakibatkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan pada masyarakat. Isi berita yang biasanya kontroversial tersebut membuat masyarakat terpapar hoaks, kemudian terpancing untuk melakukan perdebatan. Masyarakat bahkan bisa saling membenci satu sama lain, dan bermusuhan karena perbedaan pendapat atau sudut pandang.

Sumber yang Tidak Kredibel

Baca Juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berita hoaks umumnya merupakan berita yang tidak atau sulit diverifikasi validitasnya. Salah satu contohnya misalnya menyebarkan foto buram tokoh tertentu yang kontroversial, maupun rekaman suara yang dibuat seolah-olah tokoh tertentu yang mengajak kelompoknya untuk mengujarkan kebencian kelompok tertentu.

Padahal, dengan kecanggihan teknologi, bisa saja rekaman suara tersebut hasil dari modifikasi teknologi AI yang sedang ngetrend, atau menyuruh pihak tertentu yang memiliki nada suara mirip.

Contoh lainnya yakni menyebarkan potongan video yang tidak sesuai konteks yang lengkap.

Cenderung Menyudutkan Pihak Tertentu

Baca Juga: 100 Guru Besar UGM Nyatakan Sikap, Ingin KPU Jaga Marwah Jelang Pilkada

Kemudian ciri yang lain adalah isi berita atau konten mengandung suatu informasi yang menyudutkan pihak tertentu. Pembaca yang minim informasi dan tidak meninjau ulang akan langsung percaya dengan narasi yang dibuat, serta menilai buruk kepada kelompok yang dirugikan tersebut.

Judul Provokatif

Minat baca masyarakat Indonesia menurut data dari UNESCO hanya sebanyak 0,001 persen atau dari 1000 orang, hanya ada 1 orang saja yang rajin membaca.

Maka dari itu, hal tersebut dimanfaatkan oleh oknum penyebar hoaks yang paham betul dengan kondisi ini.

Mereka biasanya membuat judul yang provokatif dan kadang tidak sesuai dengan isi beritanya. Akhirnya, banyak masyarakat yang langsung percaya dan menelan mentah-mentah dengan judul berita tanpa melakukan verifikasi informasi. Masyarakat bahkan hanya membaca judul beritanya saja tanpa membaca keseluruhan isi beritanya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU