Soal Pernyataan Jokowi Ikut Cawe-Cawe, Pengamat Ungkap Presiden Belum Puas Tinggalkan Jabatan

author Danny

- Pewarta

Senin, 05 Jun 2023 11:38 WIB

Soal Pernyataan Jokowi Ikut Cawe-Cawe, Pengamat Ungkap Presiden Belum Puas Tinggalkan Jabatan

Optika.id - Ahli Kebijakan Publik Alumni Universitas Indonesia (UI) Sudrajat Maslahat menilai pernyataan Presiden Jokowi untuk ikut cawe-cawe mengurus pemilihan Presiden yang akan datang sebagai tidak etis.

Baca Juga: Guru Besar UGM Prediksi Jokowi Kembali Cawe-Cawe di Pilkada

Tidak sepatutnya pernyataan itu keluar dari seorang negarawan yang akan mengakhiri masa tugasnya setelah berkuasa dua periode.

Pernyatan itu memggelikan karena dia dia kasak-kusuk ikut mengatur menentukan presiden berikutnya pascadirinya lengser. Sebuah pernyataan yang menggelikan yang keluar dari mulut seorang presiden, kata Sudrajat kepada Optika.id, Senin, (5/6/2023).

Apakah dia lupa azas dari pemilu adalah Luber Jurdil, yaitu langsung, umum, bebas dan rahasia, jujur dan adil. Bagaimana mungkin penyelenggaraan Pemilu akan berjalan fair ketika seorang Presiden memihak pada salah satu calon, semua perangkat negara pasti dia kerahkan dan arahkan untuk memenuhi syahwat politik Presiden. Itu artinya Jokowi sengaja tidak berlaku jujur dan adil, tegasnya.

Amankan Diri

Presiden berkilah bahwa dia ikut cawe cawe demi kepentingan negara. Apakah ini benar ? justru publik menilai bahwa presiden ikut cawe cawe demi mengamankan posisi dirinya, keluarganya dan kroninya agar jangan sampai dibui yang mungkin saja akibat salah kaprah dalam memimpin negara selama dua periode.

Baca Juga: Jokowi Buka Suara Soal Dirinya Disebut Cawe-Cawe dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Saya yakin rakyat sudah cerdas dalam menilai mana pemimpin yang berhasil dalam mengepalai tugas negara mana pemimpin yang gagal. Indikator nya cukup sederhana, apakah presiden selama dia memimpin lebih mensejahterakan rakyatnya atau lebih menyengsarakan rakyatnya dan ini cukup dibandingkan dengan pemimpin sebelumnya, katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Indikator lain tentunya Indonesia sebagai negara modern penganut demokrasi, apakah keberlangsungan demokrasi lebih bebas dan terbuka, inipun cukup dibandingkan saja. Lalu bagaimana penegakan hukum sebagai garda demokrasi apakah telah berhasil dengan baik.

Saya pikir dengan tiga indikator yang tersebut di atas Jokowi telah gagal jadi seorang pemimpin, katanya.

Baca Juga: Jokowi Gelisah, Parpol Kalah Harus Solid Bentuk Oposisi

Sebagai seorang Presiden yang berdiri di atas semua suku dan golongan sudah seharusnya Jokowi memberikan perlindungan dan jaminan kepada semua calon kontestan yang akan bertarung di perhelatan pilpres 2024.

Jadilah wasit yang baik agar tercipta situasi yang kondusif bukan sebaliknya bertindak memperkeruh suasana, tambahnya.

Melihat manuver-manuver yang dilakukan presiden sebagai salah satu lembaga tinggi negara belakangan ini, DPR/MPR sudah seharusnya memanggil dan mengingatkan presiden agar berlaku dan bertindak sebagai negarawan yang baik, mumpung semuanya belum terlambat.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU