Optika.id - Tanpa adanya Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Golkar memiliki kemungkinan untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024. Dengan satu partai saja, mereka sudah dapat mencapai persyaratan minimum 20 persen kursi legislatif di parlemen.
Baca Juga: NasDem Jatim Gelar Rakorwil: Panaskan Mesin untuk Kemenangan Khofifah-Emil
Hal ini menjadi tantangan bagi Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, jika ia tidak dipilih sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto dari Partai Gerindra.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) menguraikan analisis mengenai peluang Partai Golkar untuk mendapatkan tiket calon presiden tersebut, jika Airlangga Hartarto bersikeras.
Baca Juga: Jika PDIP Bersama Anies, Pilpres 2029 Bisa Jadi Hadirkan Calon yang Kuat!
Selain itu, Partai Golkar juga memiliki posisi tawar jika Airlangga gagal menjadi cawapres yang mendampingi Ganjar atau Prabowo. Jika Mahkamah Agung memenangkan Moeldoko dan pengurus lainnya dalam kasus konflik internal Partai Demokrat, ini berpotensi membuat Anies gagal maju.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Ini adalah peluang bagi Partai Golkar untuk bekerja sama dengan partai politik lain tanpa Partai Persatuan Pembangunan, dan tentu saja mereka dapat memperoleh tiket capres serta minimal 20 persen kursi di DPR," ungkap Ade Mulyana, peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI), saat menyampaikan ulasan "Jika Anies Gagal Dapatkan Tiket Capres" pada Senin (5/6/2023).
Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?
Ade Mulyana juga menambahkan bahwa dalam kondisi seperti itu, Partai Golkar akan menjadi kuat dan memiliki posisi tawar. Hanya dibutuhkan keberanian Airlangga Hartarto jika ia gagal menjadi cawapres untuk Prabowo atau Ganjar.
Editor : Pahlevi
