Optika, Malang - Universitas Brawijaya (UB) Berhasil mengembangkan sistem pertanian berbasis Internet of Thing (IoT) untuk budi daya tanaman melon, dengan nama Drip Irrigation System.
Dosen Fakultas Teknik UB Eka Maulana, mengatakan teknologi bermodelkan sistem tetes (drip) ini dikendalikan berdasarkan kadar air dari media tanam. Teknologi ini telah diterapkan di Kebun Melon Agro Techno Park (ATP), Jatikerto, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Baca Juga: Mahasiswa UB Ini Ciptakan Alat Terapi Kelainan Tulang Belakang!
"Secara logika ketika tanah kering, maka sistem drip ini aktif. Berapa kadar air dalam media itu, kapan sistem drip itu aktif, itu data dan informasi terkait mekanisme dikirim melalui koneksi IoT. Secara prinsip yang sudah diterapkan air dengan tambahan nutrisi saja," kata Eka, Sabtu (23/10/2021).
Eka menjelaskan, sistem itu tidak hanya bisa digunakan untuk irigasi, tapi bisa digunakan untuk deteksi lain, termasuk kebutuhan nutrisi, pencahayaan, suhu, serta kelembaban greenhouse kebun melon tersebut.
"Dalam prosesnya, sistem drip irrigation bekerja sesuai dengan kebutuhan nutrisi masing-masing tanaman yang akan diairi. Jadi bukan sekadar dari seberapa banyak dia mengairi tanaman, tapi disesuaikan dengan usia tanaman. Pengendalian sistem ini termonitor dari segi waktu dan variabel data yang sudah terekam dengan baik," kata Eka, yang juga menjabat sebagai dosen Teknik Elektro UB ini.
Manager Pertanian dan Pengembangan ATP, Suyadi mengatakan proses pemberian nutrisi melalui air yang dialirkan ke media pada tanaman secara berkala tersebut diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
"Dalam sehari bisa dilakukan sebanyak lima sampai 10 kali, sehingga dengan teknologi itu kita tidak perlu secara manual memberikan nutrisinya. Bisa ditinggal untuk mengerjakan pekerjaan yang lain, karena secara otomatis akan menyalakan mesin drip dan mengaliri nutrisi ke media tanam sesuai dengan kebutuhan tanaman," kata Suyadi.
Suyadi mengaku dengan IoT mempermudah pekerjaan, karena secara otomatis mesin akan menyala ketika media tanam sudah membutuhkan nutrisi.
Baca Juga: Akar Masalah Struktural Hingga Kultural Perundungan Anak di Sekolah
"Sehingga tidak sampai terjadi kekurangan nutrisi. Karena jika kita manual, maka kita masih menggunakan insting saja kapan tanaman membutuhkan nutrisi," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penerapan sistem drip tersebut, menurut dia, ternyata memberikan hasil maksimal pada tanaman melon.
"Hasil buahnya bisa lebih bagus dan ideal, sebab ketersediaan nutrisinya stabil. Karena jika nutrisinya tidak stabil, maka perkembangan buah melon tidak optimal, buah bisa pecah atau tingkat kemanisan akan rendah," katanya.
Suyadi menambahkan, melon yang dibudidayakan dengan menggunakan sistem drip irrigation tersebut berkualitas premium, mulai dari rasa, net atau kulit berjaring yang tersusun rapi, dan berat yang ideal dibandingkan melon yang konvensional.
Baca Juga: Beberapa Catatan Untuk Kurikulum Merdeka Sebelum Resmi Jadi Kurikulum Nasional
"Pasarnya eksklusif, jadi memang rasa pasti berbeda dengan yang dijual pada pasar konvensiaonal. Di Jatikerto ada beberapa jenis dari yang jenis rock, golden, dan honey," katanya.
Reporter: Jeni Maulidina
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi