Diduga Lakukan Penistaan Agama, Panji Gumilang Akan Diperiksa Bareskim

author Mudrikah Dewi

- Pewarta

Senin, 03 Jul 2023 09:08 WIB

Diduga Lakukan Penistaan Agama, Panji Gumilang Akan Diperiksa Bareskim

Optika.id - Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang, dijadwalkan akan dilakukan pemeriksaan oleh penyidik Bareskrim Polri terkait kasus dugaan penistaan agama, Senin (3/7/2023).

Baca Juga: Panji Gumilang Bongkar Masa Lalu Bupati Indramayu

Penyidik juga bakal langsung melakukan gelar perkara atas kasus tersebut pada keesokan harinya. Gelar perkara ini dilakukan untuk melihat apakah ada unsur pidana dalam kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Panji.

Beberapa waktu belakangan ini, Pondok Pesantren Al Zaytun menjadi perbincangan warganet lantaran diduga mengajarkan ajaran menyimpang. Pesantren ini terus menjadi pembicaraan sejak beredarnya video saf salat Ied yang dicampur antara perempuan dan laki-laki pada April lalu.

Selain itu, pimpinan ponpes Panji Gumilang juga sempat menyanyikan lagu 'Havenu shalom alachem'. Dalam beberapa pemberitaan, Panji juga mengisyaratkan membolehkan santri putri menjadi khatib Salat Jumat.

Atas hal tersebut, Panji dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Ketua Forum Advokat Pembela Pancasila Ihsan Tanjung terkait kasus dugaan penistaan agama ke Bareskrim Polri.

Tetangga Panji Gumilang, Endang Rahmat (64), mengungkap masa lalu pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun itu.

Endang Rahmat mengatakan bahwa sebelum bernama Panji Gumilang, pimpinan Al Zaytun itu bernama Abdussalam. Pada 1967-1968, Abdussalam dikenal warga Menes, Pandeglang sebagai guru yang mengajar di salah satu Madrasah. Dulunya, ia adalah panutan anak-anak karena mengajar di Madrasah Tsanawiyah. Semua anak taat dan menghormatinya.

"Dulu kenalnya Abdussalam bin Imam Rasyidi," kata Endang.

Baca Juga: Panji Gumilang Tak Penuhi Panggilan Bareskrim, ini Alasannya

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Endang mengaku bahwa dirinya dulu sering berkomunikasi dengan panji karena rumah yang dihuni Panji dengannya hanya berjarak sekitar 4 sampai 5 rumah. Endang menganggap bahwa Panji adalah seniornya, sedangkan dirinya adalah santrinya.

Menurut Endang, Panji dan istrinya termasuk orang nomor satu di Menes pada saat itu. Panji tinggal di Menes hanya karena terpaut pernikahan dengan istrinya. Setelah beberapa tahun menetap di sana, nama Abdussalam kemudian menghilang dari tanah Banten.

Meski sempat mendengar desas-desus mengenai Abdussalam yang dikenalnya, Endang kunjung bertemu dengan Panji hingga beranjak tua dan merantau ke Jakarta dan akhirnya tinggal di Indramayu mengajar pencak silat.

Setelah menetap di Indramayu, Endang menyaksikan pembangunan Pondok Pesantren Al Zaytun itu. Namun ia tidak menyangka bahwa Panji Gumilang yang mendirikan Al Zaytun adalah orang yang dulunya ia kenal.

Baca Juga: Cabut Gugatan Rp 5 Triliun pada Mahfud MD, Panji Gumilang Gugat Ridwan Kamil, Ini Respons Pemprov Jabar

Sejak Ponpers Al Zaytun berdiri di sekitar 1996, Endang tak pernah menginjakkan kaki di sana. Hal itu pun hampir dirasakan oleh tetangga sekitarnya. Pada awal beroperasinya ponpes, warga mengaku sempat menerima daging kurban dan beras saat hari-hari besar.

"Jangankan tiga kali, satu kali pun nginjak Al Zaytun enggak pernah cuman istri saya pernah jalan-jalan pada waktu dulu," kata Endang.

"Beras sama daging Raya Agungan (Hari Raya Idul Adha) ya Muharaman, lah. Waktu itu semua warga ya anyar-anyar mah tapi sekarang mah out," lanjut Endang.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU