Optika.id - Kemacetan di Jakarta masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah karena sejak lama. Gubernur silih berganti, ada banyak upaya yang dilakukan tentunya untuk setidaknya mengurangi intensitas kemacetan yang terjadi di Jakarta ini.
Baca Juga: Sapa Warga, Anies Dengarkan Aspirasi Rakyat Jakarta!
Mulai dari pengembangan moda transportasi hingga memberlakukan rekayasa lalu lintas berupa sistem ganjil-genap. Namun, upaya tersebut tidak serta merta efektif untuk mengurai mobilitas lebih dari 10 juta masyarakat di Jakarta setiap harinya yang juga mobilitas masyarakat penyangga ibu kota yang bekerja di Jakarta.
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat menghadiri kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai kemacetan lalu lintas di Jakarta yang juga disiarkan di kanal Youtube Resmi Pemprov DKI Jakarta pada Kamis (06/07/2023) menyampaikan bahwa pemerintah tidak dapat menuntaskan permasalahan macet di Jakarta dalam satu hari, melainkan harus melewati tahapan-tahapan tertentu.
"Pemda DKI berkeinginan untuk menyelesaikan masalah ini secara bertahap, tidak bisa solusi itu selesai besok pagi, lalu lintas tidak macet-tidak bisa," kata Heru dalam sambutannya dikutip dari Viva, Kamis (6/7/2023).
Dalam lanjutannya, Heru juga meminta daerah penyangga untuk saling berkolaborasi agar sama-sama dapat menyelesaikan atau setidaknya meminimalisir kemacetan di Jakarta.
Baca Juga: Hasto Pastikan Pilkada Jakarta, Sumut dan Jatim Tak Ada Kotak Kosong
Dalam kesempatan tersebut juga Heru menyampaikan wacana untuk membagi jam masuk kerja yang terbagi dari jam 8 dan jam 10 pagi sebagai solusi untuk mengurai kemacetan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia mengibaratkan situasi yang terjadi di jalanan Jakarta sekarang seperti air bah.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan (Dishub) membuat terobosan untuk mengurai kemacetan dengan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Baca Juga: Anies Punya Efek Ekor Jas, Signifikan Antar Kembali Pimpin DKI Jakarta
Teknologi AI ini disematkan pada lampu lalu lintas yang dapat mendeteksi volume kendaraan di persimpangan jalan. Teknologi ini akan mengidentifikasi ruas jalan yang memiliki volume kendaraan tinggi untuk disesuaikan waktu lampu merah dan hijaunya.
Menurut Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo, terobosan ini dapat menjadi solusi dan mengurangi antrean kendaraan sebesar 20%.
Editor : Pahlevi