Optika.id - Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), yang diinisiasi oleh Partai Gerindra dan PKB, memiliki potensi untuk bubar. Hal ini dikarenakan fraksi PKB dan PDIP telah membahas calon presiden dan calon wakil presiden pada hari Selasa lalu (4/7/2023).
Baca Juga: Makin Kuat, PBNU Desak PKB Tentang Peran Ulama di Partai
Pangi Syarwi Chaniago, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, menjelaskan bahwa upaya dari partai yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dapat membuat mereka meninggalkan Gerindra sendirian dalam KKIR.
"Ini menyebabkan kemungkinan koalisi ini (KKIR) juga akan bubar," kata Pangi pada Jumat (7/7/2023).
Baca Juga: Survei SMRC: Pemilih PKB, NasDem dan PKS Pilih Anies Jika Bersanding dengan RK
Pengamat politik yang berasal dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga menilai bahwa pertemuan antara fraksi PKB dan PDIP merupakan upaya PDIP untuk memperkuat posisinya dalam memenangkan Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini dikarenakan PDIP masih sangat membutuhkan basis elektoral PKB di Jawa Timur yang juga terkait dengan ormas Nahdlatul Ulama (NU). Selain PKB, PDIP juga membutuhkan dukungan dari Golkar sebagai salah satu partai besar untuk meningkatkan kekuatannya. Pangi menganalisis bahwa sebenarnya PDIP hanya tertarik dengan PKB dan Golkar, karena hal ini akan menambah kekuatan bagi PDIP.
Baca Juga: Warga DKI Jakarta Sangat Kecewa Usai PKS, NasDem, PKB Tak Dukung Anies!
"Partai-partai lain tidak terlalu penting bagi PDIP. Oleh karena itu, wajar jika PDIP menggunakan strategi dan taktik untuk mempengaruhi PKB dan Golkar agar bergabung dengan koalisi," tambahnya.
Editor : Pahlevi