El Nino Datang, Awas DBD Mengancam

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Senin, 10 Jul 2023 15:07 WIB

El Nino Datang, Awas DBD Mengancam

Optika.id - Fenomena El Nino menimbulkan banyak dampak, yang paling terlihat adalah masalah kesehatan karena transisi dari musim penghujan ke kemarau, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat sekaligus Epidemiolog Defriman Djafri mengimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap ancaman demam berdarah dengue (DBD) yang kerap terjadi saat fenomena El Nino.

Baca Juga: Patut Waspada! Perubahan Iklim Bisa Kurangi Angka Harapan Hidup Manusia

Untuk diketahui, El Nino merupakan fenomena meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di atas kondisi normal. Peningkatan suhu tersebut menyebabkan pertumbuhan awan lebih tinggi di wilayah Samudera Pasifik tengah dan mengurangi jumlah curah hujan di Indonesia sehingga Indonesia mengalami musim kemarau.

"Dari siklus El Nino ini juga terjadi perubahan siklus vektornya sendiri (aedes aegypti) maka perlu diwaspadai," kata Defriman, dalam keterangannya, dikutip Optika.id, Senin (10/7/2023).

Selama ini, menurut Defriman masyarakat banyak yang keliru menganggap DBD hanya terjadi pada kondisi suhu yang lembab atau tidak terlalu panas seperti musim penghujan. Padahal, realitanya, pada musim panas sekalipun nyamuk bisa berkembang biak dengan pesat lantaran terjadi perubahan pada vector penyebab DBD (aedes aegypti).

"Jangan menganggap saat cuaca panas atau fenomena El Nino kemampuan atau virus tidak akan berkembang," ucapnya.

Di sisi lain, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Sumatera Barat tersebut juga menegaskan bahwa para peneliti perlu melakukan penelitian yang mendalam terkait alasan virus DBD yang masih mampu bertahan dalam kondisi cuaca panas sekalipun. Dia menduga jika virus tersebut telah nyaman di inangnya yakni si nyamuk itu sendiri.

Baca Juga: Tak Hanya Sebagai Limbah, Kulit Mangga Ternyata Bisa Cegah DBD!

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lebih lanjut, para peneliti juga perlu melakukan penelitian apakah gigitan nyamuk penyebab DBD intervalnya lebih tinggi ketika terjadi perubahan iklim dan ketika fenomena El Nino melanda dibandingkan saat suhu normal.

Defriman juga mengingatkan masyarakat agar waspada dengan ancaman penyakit lain yang ditularkan melalui vector, utamanya nyamuk, seperti Malaria. Menurutnya, Malaria juga perlu diwaspadai karena ada beberapa virus yang sudah kebal atau resisten terhadap cuaca dan gelombang panas.

Sebelumnya, untuk mewaspadai lonjakan kasus DBD akibat fenomena El Nino, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan berbagai upaya sekaligus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.

Baca Juga: Bansos El Nino Respons Cepat Pemerintah Atasi Kemarau Panjang

Adapun upaya Kemenkes tersebut antara lain memperluas penerapan teknologi wolbachia atau bakteri yang dapat mematikan virus dengue pada tubuh nyamuk penyebab DBD dan memberantas sarang nyamuk secara massal, kemudian menyiapkan logistic serta fasilitas kesehatan.

Terakhir, pemerintah melakukan serangkaian pembinaan kelompok kerja DBD di berbagai daerah agar lebih sigap dan tanggap. Selanjutnya, pemerintah gencar membeirkan edukasi kepada masyarakat mengenai DBD.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU