Optika.id - Narkoba merupakan zat berbahaya yang menyebabkan ketergantungan. Beberapa jenis dari narkoba berguna untuk pengobatan medis, namun dengan dosis tertentu yang ditetapkan oleh pihak-pihak terkait secara terbatas seperti Morfin.
Baca Juga: Lagi! Aktor Revaldo Ditangkap Karena Kasus Narkoba
Penyalahgunaan narkoba oleh anak muda saat ini patut diwaspadai lantaran ada sejumlah dampak negatif yang bisa merusak masa depan anak muda. Hal tersebut dikatakan oleh Dosen Farmasi Universitas Airlangga (Unair), Isnaeni yang menjelaskan bahwa sifat adiktif atau ketergantungan dalam narkoba bisa membuatnya penggunanya sulit lepas dari ketergantungan, apalagi secara berlebihan. Sehingga, penyalahgunaan narkoba di kalangan anak muda, khususnya kalangan pelajar, perlu diwaspadai oleh orang tua.
Bentuknya bermacam-macam, mulai dari mengancam kesehatan tubuh hingga merusak masa depan para remaja, baik dalam jangka panjang maupun pendek, ujarnya melalui keterangan di laman resmi Unair, dikutip Optika.id, Sabtu (22/7/2023).
Isnaeni merinci penyebab dari penyalahgunaan narkoba yakni perubahan sikap, perangai dan kepribadian penggunanya. Selanjutnya, pemahaman anak atas pelajaran di sekolah dan kedisiplinannya bisa menurun drastic. Di sisi lain, anak juga menjadi emosional, berhalusinasi, serta timbul rasa takut dan curiga secara berlebihan.
Apabila anak mengalami kecanduan narkoba, imbuhnya, maka ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Langkah pertama adalah memeriksakan diri ke dokter dan terapis. Hal ini perlu untuk mengukur tingkat kecanduan serta efek samping narkoba yang dialami oleh anak.
Kedua adalah detoksifikasi atau berhenti menggunakan narkoba secara total meskipun hal tersebut akan menimbulkan rasa mual dan badan terasa sakit-sakitan. Selain itu, ada rasa tertekan lantaran tidak mengonsumsi obat penenang,
Baca Juga: Ini Profil dan Fakta Kombes Yulius yang Ditangkap Ketahuan Nyabu Bersama Teman Wanitanya
Kemudian, apabila detoksifikasi berhasil maka dokter akan melanjutkan ke tahap stabilisasi yang artinya pemulihan jangka panjang yang dibantu dengan resep dokter. Isnaeni menyebut jika kesehatan mental penyalahguna narkoba itu diarahkan agar tidak kembali terjerumus menggunakan obat-obatan terlarang itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lalu, ada tahap pengelolaan aktivitas. Penyalahguna narkoba yang sudah pulih akan kembali ke kehidupan normal namun tetap didampingi pengawasan orang terdekat.
Kendati demikian, risiko penyalahgunaan narkoba, ujar Isnaeni, akan lebih tinggi ketika anak tumbuh dengan orang tua penyalaguna narkoba. Di lingkungan tersebut, anak akan beranggapan bahwa penyalahgunaan narkoba merupakan hal yang wajar.
Baca Juga: Polres Mojokerto: Perkara Narkoba Turun, Tapi Tersangka Naik
Isnaeni menegaskan untuk menyiapkan geenrasi bangsa yang handal, maka anak-anak harus terbebas dari narkoba. Adapun salah satu faktor yang harus diperhatikan secara khusus penanganannya yakni pengaruh narkoba terhadap remaja dan anak-anak.
Inilah investasi yang harus diperhatikan dalam menyiapkan generasi bangsa yang handal, pungkas Isnaeni.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui Indonesia Drugs Report pada tahun 2022 lalu, prevalensi kelompok usia 15 24 tahun terhadap keterpaparan narkoba mencapai 1,96%. Angka ini merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebesar 1,80%.
Editor : Pahlevi