Periode Keemasan Perikanan Tangkap dan Budidaya Perikanan

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Jumat, 28 Jul 2023 14:11 WIB

Periode Keemasan Perikanan Tangkap dan Budidaya Perikanan

Optika.id - Menikah dengan orang dari daerah yang berbeda dan kebudayaan yang berbeda meskipun masih satu provinsi, tentu saja membuat sedikit mengalami culture shock. Saya yang berasal dari daerah hutan dan tidak memakan ikan sementara keluarga mertua yang orang tambakan (berasal dari keluarga petani tambak), gandrung dengan ikan dan segala olahannya sedikit membuat saya kurang bisa mengikuti kultur dan selera mereka. Apalagi, tak habis-habis cerita nenek mertua dengan kisah keluarga yang merupakan petani tambak di daerah Kepetingan, Sidoarjo itu.

Baca Juga: Menelusuri Aktivitas Judi dari Masa ke Masa

Perikanan tangkap begitu berkembang di daerah pesisiran, termasuk perihal budidaya perikanan dan menangkap ikan pada tahun 1970-an. Beberapa buku membuktikan keterangan dari berbagai nelayan dan petani tambak tersebut.

Tak jauh berbeda dengan perkampungan Greges, Surabaya yang banyak tambak menjamur di sana. Namun, berbeda dengan dulu yang menjamur tambak, sekarang hanya sedikit yang menekuni profesi sebagai petani tambak seiring dengan semakin menipisnya lahan akibat perluasan pabrik yang ada.

Pembukaan berbagai macam industri sekitar tahun 1980-an menyebabkan perubahan di Kampung Greges. Greges yang dulunya banyak terdapat tambak harus bergeser dengan adanya gudang industri, pabrik dan peti kemas. Menurut keterangan masyarakat di sana, dulu saking banyaknya tambak setiap hari selalu ada panen ikan di tambak.

Baca Juga: Mengenal Zionisme dan Hubungan Erat dengan Israel

Keterangan tersebut diaminu oleh Masyuri dalam artikelnya berjudul Iptek dan Dinamika Ekonomi Nelayan dalam bunga rampai buku Kembara Bahari; Esai Kehormatan 80 Tahun Adrian B Lapian, dikutip Optika.id, Jumat (28/7/2023), pada 1960-an, Sebagian besar nelayan masih menggunakan perahu layar. Sekitar 70% perikanan tangkap dan budidaya perikanan masih tergolong usaha mikro. Namun, modernisasi pada sektor perikanan terus-menerus mengalami perkembangan yang signifikan seiring peningkatan produktivitasnya. Hasil tangkapan ikan melimpah ruang bersamaan dengan pengembangan usaha yang melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Natalie Fau dalam artikelnya yang berjudul Penyatuan Rumit Negara Kepulauan dengan Wilayah Perairannya dalam bunga rampai buku Revolusi Tak Kunjung Selesai; Potret Indonesia Masa Kini menyebut jika Universitas Nandes dan IPB mengamati laju perkembangan sektor perikanan ini dan membuat peta geografis perikanan Indonesia yang menyajikan gambaran keanekaragaman hasil tangkapan, armada kapal, metode penangkapan dan berbagai hal seputar manajemen pengelolahan. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kawasan pantai utara Jawa adalah pusat aktivitas perikanan tangkap maupun budidaya perikanan.

Baca Juga: Seberapa Serius Pemerintah Tangani Korban HAM 1965?

Proses menuju puncak keemasan perikanan tangkap dan budidaya perikanan mengalami kemajuan pesat setelah pemerintah Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden RI No.215 tahun 1964 tentang pembentukan Departemen Perikanan Darat-Laut.

Adnan Prayuwono yang menulis Kehidupan Nelayan di Surabaya Tahun 1945-1980 dalam bunga rampai buku Merentang Perubahan Menafsirkan Peristiwa menulis jika lembaga tersebut membina dan mensosialisasikan kepada para nelayan dan petani tambak terkait cara meningkatkan hasil tangkapan ikan dan hasil budidaya ikan. Selain itu, berdasarkan SK. MENTAN No.01/Kpts/Um/75 dan SK MENTAN No.607/Kpts/Um/9/76, lembaga tersebut juga bertanggung jawab membimbing para nelayan untuk tidak merusak dan mengeksploitasi sumber kekayaan laut Indonesia.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU