81,4% Masyarakat Puas dengan Jokowi, Capres Diharapkan Mampu Teruskan Tren Positif!

author Dani

- Pewarta

Jumat, 04 Agu 2023 10:11 WIB

81,4% Masyarakat Puas dengan Jokowi, Capres Diharapkan Mampu Teruskan Tren Positif!

Optika.id -Tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo terus mengalami kenaikan sepanjang paruh awal 2023. Temuan survei Polmatrix Indonesia menunjukkan sebanyak 81,4 persen publik merasa puas dipimpin oleh Jokowi.

Baca Juga: Gerindra Punya Peluang Menang, Golkar Merosot ke Bawah!

Di kalangan yang menyatakan puas, sebanyak 8,6 persen di antaranya bahkan merasa sangat puas. Sementara itu 16,9 persen menyatakan tidak puas, di antaranya 1,0 persen sangat tidak puas, dan sisanya 1,7 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Tingginya tingkat kepuasan publik menjelang berakhirnya masa pemerintahan Jokowi periode kedua menjadi fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jokowi dinilai berhasil men-deliver program dan kebijakan yang berbuah pada kepuasan publik yang sangat tinggi.

Namun karena batasan konstitusi yang mengamanatkan periodisasi jabatan presiden, Jokowi harus berhenti usai Pemilu 2024 mendatang. Namun tingginya tingkat kepuasan publik menyiratkan tingginya pula harapan terhadap kepemimpinan nasional selanjutnya.

Publik menginginkan capres-cawapres yang bisa melanjutkan program-program Jokowi, alih-alih mengubah arah kemajuan yang telah dicapai. Koreksi dan perbaikan tentu saja mungkin dilakukan, tetapi publik menilai kepemimpinan Jokowi telah berada pada jalur yang tepat.

"Tingginya tingkat kepuasan publik mencapai 81,4 persen menunjukkan bahwa publik menginginkan capres yang dapat melanjutkan program-program Jokowi," ungkap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam press release di Jakarta pada Jumat, (4/8/2023).

Menurut Dendik, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi mencapai rekor tertinggi, setelah sebelumnya telah menembus batas psikologis di atas 80 persen. Tingkat kepuasan teserbut bergerak naik secara konsisten sejak awal tahun.

Pencabutan kebijakan pembatasan sosial (PPKM) pada pergantian tahun, hingga diakhirinya status pandemi pada bulan Juni lalu, menutup episode wabah Covid-19 yang mengguncang sendi-sendi perekonomian dan dampak sosial-politiknya.

Pertumbuhan ekonomi juga bertahan di atas 5 persen pada kuartal IV/2022 maupun kuartal I/2023, sementara tren inflasi terus bergerak menurun dan kini sudah di bawah 4 persen. Berbagai indikator yang positif berkorelasi pada meningkatnya kepuasan publik.

Masifnya pembangunan infrastruktur telah membuat mobilitas dan arus logistik berjalan lancar, lebih-lebih dalam suasana pandemi. Kini sejumlah infrastruktur kunci seperti kereta cepat Jakarta-Bandung dan LRT Jabodebek tengah diuji coba untuk bisa segera dioperasikan.

Bandara internasional Kertajati yang sebelumnya dibilang mangkrak bakal dibuka kembali, setelah akses jalan tol Cisumdawu telah sepenuhnya tersambung. Masih banyak infrastruktur strategis lain di berbagai sektor yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat umum.

"Jokowi telah membentuk standar kemajuan yang sangat tinggi dalam menelurkan program dan mengeksekusinya," tandas Dendik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal ini sekaligus menjadi tantangan bagi para capres dalam menawarkan gagasan kepada para pemilih.

Anies Baswedan yang paling gencar menyuarakan perubahan mendapatkan dukungan yang kecil dengan selalu pada peringkat ketiga elektabilitas. Belakangan Anies tampak melunak, dengan menyatakan bakal melanjutkan program Jokowi yang dinilai bermanfaat bagi publik.

Di kutub capres yang pro-keberlanjutan, Ganjar Pranowo yang semula dianggap sebagai penerus Jokowi justru mulai berusaha mendiferensiasikan diri. Ganjar mengungkapkan bakal mengoreksi program Jokowi yang dianggap tidak tepat.

Sementara itu, Prabowo Subianto yang disebut-sebut menjadi jagoan Jokowi saat ini menilai ada sejumlah kekurangan khususnya pada bidang pendidikan serta kesehatan ibu dan anak. Prabowo bertekad untuk mencari cara menutup berbagai kekurangan tersebut.

"Dalam arena kontestasi, setiap kandidat berupaya untuk menonjolkan keunggulan masing-masing, termasuk gagasan untuk memperbaiki atau memajukan capaian program yang sudah diletakkan oleh pendahulunya," Dendik menjelaskan.

Kritik, evaluasi, dan koreksi sudah pasti harus dilakukan sesuai dengan identifikasi publik terhadap capres atau partai yang tengah saling unjuk gigi.

"Tetapi capres atau partai harus memperhitungkan opini mayoritas publik yang menginginkan keberlanjutan," tegas Dendik.

Artinya, perbincangan tentang program yang ditawarkan harus berangkat pada basis benchmark yang telah dibuat oleh Jokowi.

"Publik tak ingin kemajuan yang sudah tercapai bakal diobok-obok atau bahkan diporak-porandakan oleh pemimpin berikutnya," pungkas Dendik.

Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 15-21 Juli 2023 kepada 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar +/-2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU