Optika.id - Salah satu upaya yang diambil oleh pemerintah dalam menangani permasalahan polusi udara di Jakarta adalah dengan melakukan penyemportan di sejumlah kawasan di wilayah Jakarta.
Baca Juga: Sapa Warga, Anies Dengarkan Aspirasi Rakyat Jakarta!
Tindakan ini diambil oleh Polda Metro Jaya dengan melakukan penyemprotan air di sejumlah jalanan protokol ibu kota menggunakan kendaraan taktis water canon sebagai langkah kuratif penanganan polusi udara yang kian menjadi perhatian.
Namun, apakah langkah ini menjadi solusi konkrit? Upaya penyemprotan ini pernah dilakukan oleh pemerintah China dalam rangka menangani polusi udara yang memprihatinkan di wilayahnya.
Peningkatan konsentrasi dan kelembapan PM2.5 juga dapat diakibatkan adanya penyemprotan air keran atau atau sungai di jalan raya dalam jumlah yang besar. Partikel halus PM2.5 yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil sangat berbahaya bagi kesehatan, karena mampu menembus saluran pernapasan. Sumber: detikhealth
Dari hasil penelitian yang ada dijelaskan bahwa air yang disemprot dapat menghasilkan aerosol antropogenik baru atau partikel halus tak kasat mata yang dapat menjadi sumber polusi udara baru.
Baca Juga: Hasto Pastikan Pilkada Jakarta, Sumut dan Jatim Tak Ada Kotak Kosong
Polusi Udara Jadi Penyebab Permasalahan Kesehatan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tentunya permasalahan polusi udara ini juga menimbulkan permasalahan baru di sektor kesehatan. Masyarakat sendiri banyak yang terjangkit oleh berbagai penyakit pernafasan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa jumlah kasus penyakit pernafasan meningkat empat kali lipat di wilayah DKI Jakarta.
Baca Juga: Anies Punya Efek Ekor Jas, Signifikan Antar Kembali Pimpin DKI Jakarta
"Khususnya di Jakarta, kita lihat sebelum Covid-19 itu 50 ribuan lah ya yang kena, sekarang sudah naik ke 200 ribuan. Nah, itu ada akibatnya dari polusi udara ini," kata Budi dikutip dari CNN pada Sabtu, (26/8/2023).
Langkah konkrit seharusnya diambil oleh setiap pihak di beragam sektor sebagai upaya untuk mengatasi polusi udara ini. Sumber permasalahan utama itu harus segera dibenahi dan dicarikan solusi alternatif
Editor : Pahlevi