Optika.id - Judi online saat ini sudah bukan aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang perkotaan saja, melainkan sudah merambah hingga ke kaum marjinal pelosok desa-desa. Hal tersebut dikatakan oleh Sosiolog Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Hariyadi yang mengakui bahwa fenomena judi online sudah merajalela.
Baca Juga: TB Hasanuddin Soroti Dugaan Keterlibatan ASN Kemenkomdigi dalam Kasus Judi Online
Dia mencontohkan bahwa di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, perjudian online mulai marak sejak pandemi merebak. Namun judi online ini redup pamornya menyusul penembakan Brigadir Joshua oleh Mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo. Akan tetapi, tak lama setelah kasus itu meredup, kegiatan judi online berupa slot ini pun kembali ramai di pelosok pedesaan.
Ketika pandemi orang mau enggak mau habiskan waktu digadget-nya, ada jam kosong, anak sekolah ada jeda dari pelajaran dan iseng bermain judi slot. Belum lagi kebiasan orang lakukan segala sesuatu secaraonline,ini buka peluang masuknya judi slot, ungkap Hari kepada Optika.id, Rabu (30/8/2023).
Dia menjelaskan bahwa judi dinilai oleh masyaraka pedesaan sebagai sarana hiburan dan mendapatkan keuntungan, apalagi persebarannya sudah lama dan marak. Dalam bayangan orang-orang, berjudi akan mencari keuntungan dengan mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.
Ketika teknologi berkembang judi jadi alat mencari uang untuk kasinonya, baik orang atau kelompok yang dapat uang dari situ, beda dengan permainan-permainan lain, kaya undian mereka cari keberuntungan tapi enggak ada pertaruhan apa-apa, kata dia.
Maka dari itu, tak ayal teknologi lah yang membuat judi ini beralih rupa dari yang konvensional menjadi online yang jauh lebih mudah diakses oleh kalangan masyarakat manapun. Tak terkecuali masyarakat kalangan bawah pedesaan. Hari menegaskan itu semua tidak bisa terlepas dari situasi desa yang kian lama dalam banyak hal makin tertinggal dan terpinggirkan.
Alhasil, faktor kemiskinan dan mencari hiburan membuat sebagian orang di desa-desa bermain judi slot untuk mengisi waktu luangnya dan berharap mendapatkan uang dengan cara cepat.
Di sisi lain, kendati Undang-Undang Desa sudah mengamanatkan otonomi desa untuk melakukan pembangunan yang massif, namun kenyataan tak seindah realita karena masih banyak desa yang kurang mampu menggunakan peluang tersebut. Tak ayal, otonomi desa masih belum mampu memeratakan kesejahteraan masyarakatnya sendiri.
Tak hanya itu, pemberantasan judi online juga membuat aparat penegak hukum hampir angkat tangan. Pasalnya, otoritas terkait baik kepolisian hingga Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mengaku kewalahan karena ketika menutup akses satu situs judi online, maka ada ribuan situs lainnya yang menyusul muncul dan mengintai para penggunanya untuk menghabiskan uang.
Hari pun menilai bahwa judi slot lebih massif digunakan lantaran sederhana dan mudah diakses sehingga orang tidak perlu keluar rumah untuk berjudi. Judi slot ini juga berbeda dengan judi konvensional seperti togel yang masih mengharuskan orang untuk keluar rumah.
Baca Juga: Pakar: Negara Literasi Rendah Jadi Sasaran Judi Online
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Masifnya judi online yang dimainkan oleh masyarakat Indonesia, khususnya kawula mudanya, menurut Hari akan menimbulkan banyak dampak negatif. Yang pertama adalah adiksi dari judi tidak berujung sehingga menggulung penjudi untuk terus menerus bermain dengan nilai pertaruhan yang kian besar dari hari ke hari.
Dampaknya orang akan terjatuh dalam kemiskinan dia harus keluar uang dan lama kelamaan dia habiskan uang untuk hal-hal yang menurut dia pantas. Bagi mereka yang penghasilan pas-pasan dan di bawah standar akan terdorong habiskan uang untuk keperluan seperti ini, ucapnya.
Dampak lain adalah meningkatnya kriminalitas. Hal ini terjadi karena para penjudi yang tidak mempunyai sumber daya yang cukup dalam memenuhi adiksi judinya sehingga dia bisa bahkan menghalalkan segala cara untuk terus mendapatkan dana buat berjudi lagi dan lagi.
Sementara itu, dampak lain yang bisa muncul apabila judi slot tak kunjung diberantas adalah kejahatan multidimensi. Dengan kata lain, judi slot kerap dibungkus adegan mesum selain menyuguhkan musik dan tampilan menarik. Adiksi yang kian meningkat dan sulit terobati itu akan berdampak menjalar dan menghasilkan kejahatan baru.
Maka dari itu, dia mengimbau agar para pihak-pihak terkait bersama masyarakat bisa bekerja sama untuk memberantas judi slot dengan literasi, edukasi, dan penegakan hukum yang tegas. Agar langkah tersebut sukses, juga diperlukan kewaspadaan dan kesigapan dari aparat desa dalam memberikan literasi serta edukasi kepada masyarakatnya. Khususnya bagi kawula muda terkait bahaya dan dampak dari judi slot itu sendiri.
Baca Juga: PPATK Sebut Anak-anak di Jawa Barat Terpapar Judi Online Hingga Transaksi 49M
Pendekatan dari bawah yakni lingkungan RT, kelompok-kelompok masyarakat lebih efektif daripada penegakkan hukum, tapi penegakkan juga enggak bisa ditinggalkan baik itu Kepolisian, Kominfo jangan nyerah gitu aja, jelasnya.
Dia menegaskan agar kedua lembaga masyarakat itu jangan sampai kendor dan pupus semangat dalam memberantas judi online. Pasalnya, pemberantasan judi online merupakan PR bersama karena ketika dimusnahkan satu akan tumbuh seribu, dan begitupun seterusnya.
Di sisi lain dia meminta agar pemerintah desa dan masyarakatnya harus gencar dan mau diedukasi, melakukan literasi dan sosialisasi bagi para generasi muda yang menjadi sasaran empuk untuk dikuras habis-habisan oleh bandar judi slot itu sendiri.
Seperti kata orang itu ya, kemenangan orang yang berjudi adalah saat dia sadar, bertobat, dan tidak mau berjudi lagi, pungkasnya.
Editor : Pahlevi