Optika.id - Selain politik uang dan segala jenis ancaman pada pemilu, IKAL Strategic Center (ISC) mengingatkan bahwa ancaman deepfake image akan muncul saat Pemilu 2024 nanti. adapun yang dimaksud deepfake adalah teknologi yang dapat menciptakan konten multimedia palsu dengan menggunakan kecerdasan buatan atau AI.
Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?
Dalam keterangannya, Gumilar Rusliwa Somantri selaku Ketua ISC menjelaskan bahwa istilah deepfake ini berasal dari gabungan kata deep learning atau pembelajaran mendalam dan fake yang berarti palsu.
"Sangat penting untuk mengetahuideepfake. Ini langkah pertama untuk mendeteksi dan konten palsu ini. Ini penting untuk mengatasi dampak negatifnya," kata Gumilar dalam keterangannya, Rabu (30/8/2023)
Menurut Gumilar, masyarakat saat ini nantinya akan semakin kesulitan untuk membedakan mana konten yang asli, mana yang palsu. Hal itu diperparah apabila deepfake beredar luas di tengah masyarakat menjelang masa-masa penting seperti pemilu tadi.
Baca Juga: Seleksi CPNS Kementerian Komunikasi dan Informatika
Lebih lanjut, teknologi deepfake ini juga bisa digunakan untuk membuat konten berupa gambar atau vide palsu dari seseorang yang hampir mirip dengan orang tersebut sehingga membuat masyarakat rancu. Gumilar menegaskan hal itu juga bisa mengancam privasi individu dan bisa dimanfaatkan untuk tujuan penipuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sisi lain beredarnya deepfake ini juga bisa memengaruhi opini publik. apalagi, jika penggambarannya dalam situasi atau bahkan tindakan yang sebenarnya tidak pernah ada.
Baca Juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim
"Bisa merusak reputasi individu atau bahkan memicu konflik jika informasi palsu tersebar luas," ucapnya.
Maka dari itu, sebagai antisipasi Gumilar menegaskan agar semua pihak mawas serta waspada dan memahami deepfake beserta dengan dampak yang dibawanya. Dengan begitu, harapannya adalah semua pihak bisa mendeteksi apakah konten itu asli, atau palsu yang dibuat-buat, dan mereka juga turut berkontribusi dalam mencegah penyebarannya serta memutus mata rantai hoax.
Editor : Pahlevi