Psikolog Tegaskan Pentingnya Pendidikan Seks Sejak Dini, Tak Melulu Pornografi

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Senin, 18 Sep 2023 14:30 WIB

Psikolog Tegaskan Pentingnya Pendidikan Seks Sejak Dini, Tak Melulu Pornografi

Optika.id - Pendidikan seks dianggap oleh sebagian orang masih merupakan hal yang tabu. Mereka yang menganggap demikian dilandasi dengan keyakinan bahwa pemberian pendidikan seks sejak usia dini akan merusak moral atau etika individu. Padahal, seks merupakan bagian alamiah dari kehidupan dan tidak bisa dihindari.

Baca Juga: Benarkah KDRT Bisa Diwariskan?

Justru yang terjadi adalah sebaliknya, kurangnya pendidikan atau pemahaman seks bisa menjadi salah satu faktor seseorang melakukan eksplorasi aktivitas seksual yang tidak sehat.

Menurut Psikolog Klinik Dewasa, Nirmala Ika, pendidikan seks sejatinya bukan pengajaran tentang pornografi. Melainkan, berfokus pada pemahaman diri dan dorongan seksual. Melalui pendidikan seks yang tepat, ujarnya, maka individu bisa lebih memahami dorongan seksual dan belajar bagaimana cara mengekspresikannya dengan cara yang lebih sehat dan tepat.

Di sisi lain, apabila pemahaman yang benar tentang seksualitas tidak diberikan, maka individu kemungkinan akan mencari pemahaman yang keliru dan eksplorasi seksualnya tidak sesuai.

"Ketika dorongan itu muncul tapi tidak mendapat pemahaman yang jelas, orang akan mengeksplorasi, akan cari-cari. Akhirnya dia paham bahwa hal-hal seperti itu berisiko. Risikonya bisa ke mana-mana, bisa kehamilan dini, termasuk ke pornografi, mungkin juga masuk ke pesta seks," kata Nirmala dalam keterangan yang diterima Optika.id, Senin (18/9/2023).

Lebih lanjut dia menjabarkan ada berbagai alasan yang mendasari individu untuk terlibat ke dalam dunia seks yang tidak sehat, misalnya pesta seks. Nirmala menilai, beberapa individu mungkin tergoda untuk terjun ke dalamnya karena ada pengaruh dari lingkungan atau pergaulan mereka. Akan tetapi, ada juga individu yang terlibat karena didorong oleh rasa ingin tahu.

Kendati demikian dia menegaskan bahwa tak semua orang yang terlibat dalam kegiatan semacam itu lantas mengalami gangguan atau masalah psikologis yang serius. Terkadang seseorang terlibat dalam kegiatan semacam itu karena situasi, keingintahuan, atau sekadar ikut-ikutan teman saja.

"Mungkin karena orang jenuh ingin sesuatu yang lain saja. Apa yang kita anggap tidak normal, tidak wajar itu kita harus cek dulu, jangan menghakimi orang, kecuali pesta seks sudah menjadi kebiasaan dia, dia akan lebihwowketika beramai-ramai, kita baru bisa bilang itu sebagai gangguan, misalnya menjadifetishatau sebagainya. Ketika dia berkali-kali melakukan itu berarti ada sesuatu," ucapnya.

Baca Juga: Beragam Alasan Mengapa Mahasiswa Memilih Mengakhiri Hidup, Kampus Bisa Apa?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kegiatan semacam pesta seks tersebut, di satu sisi berdampak buruk pada sejumlah hal misalnya masalah kesehatan seperti penyakit menular yang mempengaruhi relasi dengan pasangan dan keluarga.

Adapun upaya yang bisa dilakukan terhadap mereka yang terlibat ke dalam kegiatan semacam itu menurut Nirmala ada beberapa upaya yang bisa dilakukan.

Di antaranya adalah dengan memberikan dukungan sosial bagi yang bersangkutan. Dukungan sosial, khususnya dari orang-orang terdekat ini akan melibatkan pendekatan empati serta pemahaman terhadap situasi individu tersebut.

Nirmala menilai bahwa penting untuk memahami alasan mengapa mereka berpartisipasi dalam aktivitas seksual yang kontroversial sekaligus berisiko tersebut. Karena, pada dasarnya individu bisa terlibat karena adanya tekanan dari sesamanya dan kurangnya pemahaman tentang risiko di belakangnya.

Baca Juga: Berbagai Faktor Bisa Buat Orang Bunuh Diri, Segera Dampingi Orang Terkasih!

Untuk itu, pendekatan yang bisa dilakukan adalah dengan bertanya secara langsung kepada individu yang bersangkutan tentang apa yang mereka rasakan dan bagaimana cara untuk membantunya sebelum berinisiatif menawarkan bantuan. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk menciptakan ruang dialog yang terbuka serta pemahaman yang lebih lanjut.

"Mungkin mereka sendiri kalau ada yang mau merangkul, mau menanyakan mereka, mau menyapa mereka, apa yang kamu rasakan, apa yang bisa aku bantu, mungkin mereka juga ingin tidak ada di situ. Jadi dibantu untuk keluar dari situ, mengatasi itu," kata dia.

Ikhtiar lain yang bisa dilakukan adalah dengan cara pendampingan oleh ahli professional atau psikolog. Pendampingan ini bertujuan untuk membantu individu bisa mengeksplorasi penyebab di balik partisipasi mereka dalam aktivitas seksual yang berisiko tersebut. Serta, bisa membantu mereka untuk mengatasi dorongan atau ketidaknyamanan yang dialami mereka

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU