Lampu Merah Melemahnya Nilai Rupiah

author Seno

- Pewarta

Sabtu, 28 Okt 2023 17:44 WIB

Lampu Merah Melemahnya Nilai Rupiah

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: Percobaan Pembunuhan Ke 2 Terhadap Trump

Optika.id - Berita-berita tentang keputusan Mahkamah Konstitusi/MK yang dianggap menguntungkan dinasti penguasa, ramainya pencalonan putra presiden mas Gibran menjadi calon Wakil Presiden dsb telah menenggelamkan perhatian masyarakat tentang ambruknya nilai mata uang Rupiah terhadap US dolar. Padahal runtuhnya nilai Rupiah ini sangat berimbas terhadap jalannya perekonomian Indonesia.

Seperti diketahui nilai tukar rupiah masih babak belur pekan ini. Perang Israel melawan Hamas di Gaza Palestina, larinya modal ke luar negeri atau capital outflow, dan ekspektasi masih hawkishnya suku bunga di Amerika Serikat (AS) menjadi pemicunya.

Data dari berbagai media menyebutkan, nilai tukar rupiah di posisi Rp 15.935/US$1 pada perdagangan terakhir pekan ini, posisi itu merupakan posisi psikologis. Jumat (27/10/2023) atau ambruk 0,13%. Pelemahan kemarin memperpanjang tren negatif rupiah yang ambruk menjadi tiga hari perdagangan beruntun.

Dalam sepekan ini, mata uang Garuda terdepresiasi 0,41%. Artinya rupiah sudah ambruk selama delapan pekan beruntun. Pelemahan sepekan ini juga menjadi catatan negatif panjang rupiah. Sejak Mei tahun ini, rupiah hanya mampu menguat tiga kali dalam sepekan. Selebihnya mata uang Garuda ambruk.

Baca Juga: Asosiasi Pengusaha Juga Dipecah – Belah Seperti Parpol

Melemahnya nilai Rupiah menyebabkan investor keuangan asing pada lari dari Indonesia dengan membawa dana nya. Data transaksi Bank Indonesia (BI) menunjukkan untuk periode 16 - 19 Oktober 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp5,36 triliun terdiri dari jual neto Rp3,45 triliun di pasar SBN, jual neto Rp3,01 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,10 triliun di SRBI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Derasnya capital outflow ini terjadi secara beruntun sejak minggu ke-4 September khususnya dalam data transaksi 25-27 September 2023 yang tercatat nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp7,77 triliun terdiri dari jual neto Rp7,86 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,07 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,16 triliun di SRBI. Dalam empat minggu terakhir, dana asing telah keluar dari Indonesia dengan total hampir Rp20 triliun dengan dominasi capital outflow dari SBN hampir Rp19 triliun. Presiden Jokowi menaruh perrhatian khusus maraknya capital outflow ini.

Perang yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina, ditambah perang baru antara Israel dan Hamas di Palestina itu, tidak menentunya kondisi ekonomi global, kebijakan The Fed Amerika Serikat menaikkan suku bunga, semuanya itu menjadi pemicu melemahnya nilai mata uang Rupiah terhadap US dolar.

Baca Juga: Oh Ternyata Itu Hanya Analisa To …

Selain variabel diatas, nilai impor Indonesia juga bisa menjadi kontributor melemahnya Rupiah. Badan Pusat Statistik BPS menyebutkan bahwa impor barang konsumsi pada bulan Agustus 2023 tumbuh 2,19% dibandingkan satu hulan sebelumnya sebesarr US$ 2,09 milyar. Selain impor barang konsumsi, impor yang lebih besar adalah impor bahan baku/penolong yang menyumbang 70,7% terhadap total impor dalam negeri.

Meskipun, kondisi perekonomian Indonesia tidaklah jelek-jelek amat karena pertumbuhan ekonomi baik, adanya surplus perdangan dsb. Namun negara harus waspada masalah melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah ini karena dampaknya sangat luas bagi kehidupan rakyat dimana harga barang-barang akan meningkat dan itu bisa menurunkan daya beli masyarakat.

Semaraknya pemilihan presiden tahun 2024 ini tidak boleh membuat kita lengah dengan kondisi perekonomian nasional.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU