Optika.id - Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Ninasapti Triaswati, menilai target tiga calon presiden dalam bidang ekonomi menarik. Namun, dia mengingatkan yang lebih penting juga disampaikan ke masyarakat adalah bagaimana proses pencapaiannya.
Jadi kalau tanggapan saya di sini yang lebih penting sebetulnya pada saat implementasi apakah rencana tadi mempunyai proses yang tepat supaya tercapai. Karena kita punya pengalaman di berbagai pemilu sebelumnya, itu selalu janjinya kan indah-indah, jelasnya, seperti dikutip dari kanal YouTube @CNBC Indonesia, Kamis, (9/11/2023).
Baca Juga: Netizen Respon Upaya Anies Dirikan Partai, Ini Penjelasannya!
Tetapi begitu saat implementasi, terlihat sekali bahwa janji yang indah itu tidak gampang diimplementasikan. Karena pada saat di lapangan, ada penyimpangan yang tidak dimonitor di atas. Jadi konsistensi antara rencana sampai implementasi itu yang enggak terjadi, sambungnya.
Ninasapti menyampaikan itu usai menghadiri Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu, 8 November 2023. Dalam acara bertajuk Akselerasi Menuju Ekonomi Indonesia yang Hijau, Inklusif, dan Unggul digelar INDEF bersama CNBC Indonesia itu, ketiga calon presiden menyampaikan visi-misi mereka secara bergantian.
Dalam pemaparan tersebut, dia menjelaskan, terlihat mana capres yang hanya menceritakan hasil akhir dan mana yang juga menjelaskan proses pencapaian tersebut.
Jadi kalau kita lihat hati-hati di sini, misalnya pada saat Pak Prabowo mencapaikan target. Karena ini kan target yang sudah dicapai di rencana pembangunan yang berjalan, maka kita kan harus hati-hati. Karena targetnya tinggi itu ya sekian persen. Lalu bagaimana mencapai kesasarannya? Yang ada programnya saja, tapi pencapaiannya kan tidak dibicarakan, jelasnya.
Seperti calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto, hal yang sama juga dia menilai pada Ganjar Pranowo. Calon presiden yang diusung PDIP dan PPP ini juga hanya bisa hasil akhir.
Baca Juga: Tokoh Masyarakat Ingin Anies Terus Jadi Pemimpin Perubahan untuk Indonesia
Nah, kalau kita lihat Pak Ganjar juga demikian. Ada ekonomi hijau, ekonomi green. Tetapi kita ingin apakah yang menerima, tempat sasaran tadi di mana? Pembicaraannya pada konteks mikro terlihat bagus, tapi pada saat makro tidak, itu banyak hal yang salah dalam proses, imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berbeda dengan Anies Baswedan. Menurutnya, calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tersebut juga bicara proses pencapaiannya. Bahkan juga menunjukkan bukti-bukti ketika masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Nah, pada saat Pak Anies, beliau dengan hati-hati juga menjelaskan model-model mikronya, dia kasih contoh studi kasus dia di DKI Jakarta. Jadi ada, katakanlah Kampung Susun, ada ibu-ibu PKK begitu. Ini kalau saya lihat jelas, ada penjelasan bagaimana supaya tercapai delivery-nya, katanya menekankan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dalam kesempatan itu Anies memang tidak hanya menyampaikan gagasan-gagasanya Indonesia ke depan. Tapi juga menyinggung rekam jejaknya ketika menakhodai ibu kota. Karena menurutnya hal itu tidak kalah penting.
Baca Juga: Meski Tak Ikut Kontestasi Pilgub, Pengamat Prediksi Karier Anies Tak Meredup!
Kedua tidak kalah penting (mengetahui) apa yang sudah dikerjakan. Dan apa yang menjadi rekam jejak. Karena the best predictor of future behavior is past behavior. Prediktor terbaik atas apa yang akan dikerjakan justru yang sudah dikerjakan, katanya disambut tepuk tangan yang meriah.
Sementara soal Kampung Susun Akuarium ini disampaikan Anies saat membahas soal koperasi. Dia sudah menunjukkan bahwa keberpihakan tersebut sudah dilakukan.
Ketika berbicara koperasi, kami ingin mengutamakan koperasi dalam perekonomian kita. Ini bukan rencana, karena kami sudah lakukan di Jakarta. Koperasi-koperasi ibu-ibu PKK. Kemudian kampung-kampung susun itu kami percayakan pengelolaannya kepada koperasi. Jadi seluruh warga yang ada di kampung susun membentuk koperasi lalu mereka yang mengelolanya, tandasnya.
Editor : Pahlevi