Optika.id - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini mulai dimanfaatkan di bidang kesehatan. baru-baru ini, institute penelitian Alibaba Group DAMO Academy memanfaatkan teknologi AI untuk mengembangkan pendeteksian kanker pancreas dengan akurasi yang tinggi.
Algoritma berbasis deep-learning ini diklaim bisa mendeteksi kerusakan pancreas yang susah diamati oleh mata manusia pada non-contrast CT-scan sehingga memungkinkan peningkatan kualitas visual hasil pemindaian untuk kanker pancreas.
Baca Juga: Abdul Mu'ti: Coding dan AI Tak Selalu Berbasis Internet
Model tersebut, berdasarkan jurnal Nature Medicine, telah dilatih pada lebih dari 3.200 set gambar yang mencapai capaian cukup tinggi pada indikator diagnostic yang penting. Bahkan, model ini memiliki tingkat ketepatan sebesar 99,99% serta hanya menunjukkan satu hasil positif palsu dalam setiap 1.000 tes dan sensitivitasnya mencapai 92,9%. Hasil tersebut mengungguli hasil dari tenaga radiolog yang sensitivitasnya mencapai 34,1% serta ketepatannya 6,3% saja.
Peneliti dari DAMO Academy ini bekerja sama dengan lebih dari 10 institusi medis terkemuka di dunia. Dalam penelitian tersebut, mereka menggunakan metode pendeteksian berbasis AI untuk memeriksa lebih dari 20 ribu pasien dan mendeteksi 31 kasus perubahan patologis yang sebelumnya terlewat oleh dokter. Diketahui model tersebut telah digunakan juga oleh lebih dari 500 ribu kali di rumah sakit serta rangkaian pemeriksaan medis di China.
"Deteksi dini kanker pankreas sulit diwujudkan dalam pendeteksian konvensional, yang mengakibatkan terlambatnya deteksi dan prognosis buruk. Teknologi AI plus non-contrast CT bertujuan untuk menjadi sebuah perangkat yang efektif dan hemat biaya untuk mencapai deteksi kanker pankreas di tahap awal, dan membuat pendeteksian kanker pankreas skala besar mungkin dilakukan untuk mencegah kehilangan nyawa," kata Head of DAMO Academy Le Lu dalam keterangan persnya, dikutip Optika.id, Rabu (6/12/2023).
Baca Juga: KEAI Yogya Gandeng UKDW Adakan Pelatihan AI Untuk Guru SD se-DI Yogyakarta
teknologi pendeteksian dini tersebut dikombinasikan dengan non-contrast CT imaging sehingga dapat membantu dokter yang melakukan deteksi dini kanker pancreas karena gejala kanker pancreas sendiri sering tidak spesifik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sisi lain, metode ini bisa diterapkan dalam upaya pendeteksian skala besar juga. Misalnya, menjadi non-contrast CT sebagai pilihan dalam pemeriksaan medis rutin maupun pemeriksaan selama kunjungan ke unit gawat darurat (UGD).
Baca Juga: ChatmuGPT, AI yang Dikembangkan Muhammadiyah
Meskipun menawarkan inovasi yang menggiurkan di bidang kesehatan, metode pemeriksaan ini masih memerlukan penilaian mendalam sebelum siap digunakan dalam praktik kesehatan yang luas. Kendati demikian, kehadiran pendeteksian berbasis AI ini bisa menjadi harapan serta pendekatan yang menjanjikan dengan potensinya untuk dampak klinis dalam waktu dekat.
Sebagai informasi, tingkat kelangsungan hidup kanker pancreas lebih rendah apabila dibandingkan dengan kanker lainnya, terutama lantaran seringnya penyakit tersebut ditemukan dan terdeteksi pada tahap lanjut ketika pengobatan lebih lanjut sulit untuk dilakukan. Bahkan, kanker ini juga menjadi penyebab kematian ketujuh terkait kanker di seluruh dunia. Adapun tingkat kelangsungan hidup kanker ini adalah 5-10lam rata-rata lima tahun.
Editor : Pahlevi