Optika.id - Pada Debat Cawapres 2024 yang berlangsung pada Jumat (22/12/2023), tidak ada pembahasan mengenai masalah utang negara, meskipun utang pemerintah saat ini mengalami kenaikan yang signifikan hingga mencapai Rp 8.041 triliun pada 30 November 2023, naik sebesar Rp 90,49 triliun dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Dilansir dari kumparan.com, Muhammad Andri Perdana, seorang peneliti dari Center of Economic and Law Studies (Celios), menyatakan bahwa isu utang merupakan hal yang sangat penting dan seharusnya dibahas dalam debat terutama mengenai APBN.
Baca Juga: Visi Misi Ganjar-Mahfud Terkait Pertahanan dan Hubungan Internasional Dinilai Terlalu Klasik
"Utang adalah isu yang sangat penting, kita sayangkan tidak diungkapkan dalam debat cawapres kemarin, padahal debat membicarakan APBN secara khusus," ungkap Andri, pada Sabtu (23/12/2023).
Andri mengkritisi bahwa dalam debat tersebut, fokus justru terarah pada pembahasan program-program baru dari para cawapres seperti Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD. Mereka terlihat bersaing dalam menjelaskan program baru untuk menarik perhatian masyarakat.
"Di debat kemarin, lebih banyak pembahasan mengenai program-program baru yang akan mengkonsumsi anggaran yang besar dan secara implisit akan menambah pembiayaan dengan utang baru," ungkap Andri.
Andri menyoroti salah satu visi misi Prabowo-Gibran yang mencakup program memberikan makan siang gratis dengan anggaran Rp 400 triliun per tahun. Menurut Andri, angka ini fantastis dan bertentangan dengan program untuk mengurangi utang pemerintah sebesar 50 persen dalam 5 tahun yang juga diusung oleh pasangan tersebut.
"Prabowo menuliskan visi misi untuk menurunkan utang 50 persen dalam 5 tahun ke depan. Tapi itu terkesan kontradiktif dengan program-program yang menghabiskan anggaran besar seperti makan siang gratis Rp 400 triliun per tahun," jelasnya.
Baca Juga: Tema Debat Ketiga Diperluas, Anies Ngaku Tak Ada Masalah!
Andri juga menyoroti visi misi dari pasangan lainnya, Anies-Imin dan Ganjar-Mahfud, yang juga memiliki program dengan anggaran yang fantastis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, Andri menegaskan bahwa dalam 10 tahun terakhir, defisit anggaran pemerintah semakin meningkat. Untuk mengurangi utang, diperlukan langkah-langkah strategis guna mengurangi defisit, yang menjadi kunci untuk menurunkan utang pemerintah.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan bahwa utang pemerintahan Jokowi masih dalam level yang aman, bahkan lebih baik dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.
Baca Juga: Rocky Gerung Bongkar Fakta Kelam KPU dan TV Debat Cawapres di Kompleks Kassandra!
"Rasio utang kita masih di bawah 40 persen, yaitu 38 persen," kata Airlangga di Hotel St. Regist Jakarta, pada Jumat (22/12/2023).
Airlangga juga menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil di level 5 persen, di atas rata-rata pertumbuhan negara maju dan berkembang. Selain itu, tingkat inflasi RI juga terkendali sesuai dengan target pemerintah yaitu 3 persen ditambah minus 1 persen. BPS mencatat tingkat inflasi Indonesia pada November 2023 sebesar 2,86 persen secara tahunan.
"Bisa dianalogikan ke depan pertumbuhan ekonomi adalah pendakian gunung karena tantangan semakin berat dan inflasi adalah hujan. Hujan karena kalau kita naik gunung cuacanya hujan maka jalan licin itu semakin berat," jelas Airlangga.
Editor : Pahlevi