Optika.id - Wakil Ketua Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Sutiyoso menyebut Prabowo Subianto dalam kondisi emosional saat debat capres, Minggu (7/1/2024) sehingga tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Sutiyoso menilai Prabowo gagal tampil dengan baik dalam debat tersebut.
"01 (Anies) selalu menyiapkan diri dengan baik karena memang kita siapkan dengan matang, dia menguasai masalah/materi, dia sampaikan secara substantif dan sistematis, dengan kalimat-kalimat yang runtut sehingga mudah dicerna," kata Sutiyoso dalam pantauan Optika.id di program "Sapa Indonesia Pagi" Kompas TV, Senin (8/1/2024).
Baca Juga: Presiden Prabowo akan Hadiri Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang
"Begitu juga 03 (Ganjar), di luar dugaan saya, menguasai materi dengan baik. Ekspektasi kita yang keliru semalam itu pada 02 (Prabowo), kita pikir itu panggung dia, ternyata kebalikannya," lanjutnya.
Purnawirawan letjen TNI itu menyebut bahwa Prabowo beberapa kali tidak menjawab pertanyaan Ganjar. Sutiyoso menegaskan seorang pemimpin harus dapat mengendalikan emosi supaya tetap menghasilkan keputusan yang sehat.
Baca Juga: Kado Awal Tahun: UMP Naik 6,5 Persen, Kesejahteraan Guru Meningkat Signifikan di 2025
"Sejak sesi pertama tentang pertahanan, 02 sudah terpancing emosinya. Dalam kondisi emosional, jawabannya tidak mengena," kata Sutiyoso.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di lain sisi, Sutiyoso juga menekankan kritik kubu Anies-Muhaimin tentang pembelian alutsista bekas. Menurutnya, dalam pengadaan alutsista, TNI harus memiliki skala prioritas.
Baca Juga: Rezim Gemoy Tapi Duit Cupet
Sutiyoso juga mengkritik Prabowo yang menjadikan Operasi Trikora (pembebasan Irian Barat) sebagai contoh penggunaan alutsista bekas saat debat. Menurutnya, waktu itu Indonesia dalam kondisi perang sehingga tidak bisa dibandingkan dengan kondisi saat ini.
"Waktu itu perang, kita merebut Irian Barat dari Belanda. Termasuk satu kapal perang ditenggelamkan di situ, gugurlah Laksamana Yos Sudarso. Beda, ndak bisa apple to applememberikan contoh zaman Bung Karno dengann saat ini," kata Sutiyoso.
Editor : Pahlevi